JATIMPOS.CO/JAKARTA – Bekerja sama dengan Pemkab Jembrana, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) yang merupakan anak usaha SIG, menerima pengiriman perdana refuse-derived fuel (RDF) dari TPA Peh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali, ke SBI Tuban pada Selasa (20/8/2024).
Pengiriman perdana RDF yang dihasilkan dari Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dan TPA Peh, Jembrana tersebut dilakukan Bupati Jembrana I Nengah Tamba, didampingi oleh Direktur Utama SBI, Asri Mukhtar dan Direktur Manufacturing SBI, Soni Asrul Sani.
Peluncuran perdana RDF hasil pengolahan sampah perkotaan ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan kerja sama pemanfaatan RDF antara SBI dengan Pemkab Jembrana di Jakarta, 26 Juni 2024 lalu.
Pemkab Jembrana yang bekerja sama dengan PT Wisesa Global Solusindo dan PT Bakti Bumi Indonesia, telah membangun fasilitas pengolahan sampah menjadi RDF di TPA Peh yang dapat menghasilkan 10 - 50 ton RDF setiap harinya dan akan ditingkatkan secara bertahap. Kerjasama antara SBI dan Pemkab Jembrana ini akan berlangsung selama lima tahun.
Dalam sambutannya, Bupati Jembrana, I Nengah Tamba mengatakan bahwa hadirnya kerjasama dengan SBI dan beberapa pihak lainnya adalah langkah penting dalam mengatasi masalah pengelolaan sampah di Kabupaten Jembrana.
Menurut Bupati Jembrana hal ini bukan pekerjaan mudah dan bahkan memakan waktu cukup lama untuk mewujudkan.
“Kami pun terus belajar untuk bisa mengolah sampah dan memproduksi RDF dengan kualitas yang baik, memperbaiki apa saja yang masih kurang secara bertahap sehingga kita bisa mencapai kinerja yang optimal,” tutur I Nengah Tamba.
Hingga saat ini, kata I Nengah Tamba, SBI telah bekerja sama dengan berbagai daerah yang sudah operasional seperti Kabupaten Cilacap, Banyumas, DKI Jakarta, Sleman, Yogyakarta, dan pengelola sampah di Bali. Serta beberapa daerah lain yang masih dalam tahap MoU seperti Pemprov Aceh, Kabupaten Temanggung, Magelang, Bantul, Wonosobo, dan Banyuwangi.
Ditempat yang sama, Direktur Utama SBI, Asri Mukhtar menekankan bahwa kerjasama antara SBI dan pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah tidak hanya menguntungkan kedua belah pihak tetapi juga memainkan peran penting dalam pengurangan permasalahan sampah.
“Sinergi ini tidak hanya membantu menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi masyarakat, tapi juga membantu ketersediaan bahan bakar alternatif yang dapat dimanfaatkan oleh SBI untuk mencapai target penurunan emisi karbon yang telah ditetapkan Perusahaan,” ujar Asri.
Kerjasama dengan berbagai daerah membantu SBI dalam peningkatan pemanfaatan RDF sebagai bahan bakar alternatif untuk mencapai target penurunan emisi karbon yang telah ditetapkan Perusahaan dalam Sustainability Road Map 2030. SBI telah memanfaatkan RDF sebagai substitusi batu bara dalam proses produksi semen sejak tahun 2020, ketika fasilitas RDF pertama di Indonesia yang berlokasi di Cilacap, Jawa Tengah, resmi beroperasi.
Melalui divisi pengelolaan limbah bernama Nathabumi, SBI memelopori penerapan teknologi RDF di Cilacap, Jawa Tengah, dalam kolaborasi dengan Pemkab Cilacap, Kementerian PUPR, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, serta Pemerintah Kerajaan Denmark. Fasilitas RDF Jeruklegi dengan kapasitas 160 – 200 ton sampah per hari, telah mampu menyuplai 70 ton RDF untuk menggantikan sekitar 7% penggunaan batu bara dalam proses produksi semen di pabrik SBI di Cilacap.
Pemanfaatan RDF yang dilakukan SBI dalam proses produksi, merupakan salah satu inisiatif untuk mencapai target tingkat substitusi energi panas (thermal substitution rate) hingga 25% pada tahun 2030. Selain RDF, SBI juga memanfaatkan limbah industri dan biomassa sebagai bahan bakar alternatif yang memiliki emisi karbon lebih rendah dibandingkan batu bara. Secara konsolidasi, hingga Juli 2024, SBI telah mencapai TSR 12.1% dan penurunan emisi karbon spesifik sebesar 566kg CO2/ton cem.eq. (ril/min)