JATIMPOS.CO/SURABAYA – Sepanjang tahun 2024, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, memperkenalkan berbagai inovasi dan terobosan di bidang kesehatan. Salah satu langkah strategis yang diimplementasikan adalah Integrasi Layanan Primer (ILP) untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan preventif di Kota Pahlawan.
Pada 14 Juni 2024, Wali Kota Eri Cahyadi meresmikan 153 Puskesmas Pembantu (Pustu) ILP sebagai upaya peningkatan layanan kesehatan preventif. Dengan hadirnya layanan ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berharap, masyarakat dapat memanfaatkannya untuk melakukan skrining kesehatan.
Ia mengatakan bahwa keberadaan Pustu dalam mengimplementasikan ILP menjadi awal perwujudan Pos Pelayanan Keluarga di tahun 2025 mendatang. Sebab, Pustu ILP tidak hanya melayani anak-anak, melainkan juga lansia. Apalagi, layanan ILP ini baru pertama di Kota Pahlawan.
Pustu beroperasional pada Senin-Sabtu. Di tiap Pustu, Pemkot Surabaya juga melengkapi dengan satu dokter umum, perawat dan bidan. Ke depan, pemkot melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya akan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI untuk melengkapi fasilitas Pustu ILP secara bertahap.
“Sehingga bisa memetakan setiap wilayah, nantinya setiap RW bisa memiliki data penyakit yang diderita warganya. Harapannya yang datang ke Pustu ILP ini tidak hanya yang sedang sakit, tetapi warga yang ingin melakukan skrining kesehatan,” kata Wali Kota Eri.
Perwujudan ILP berikutnya, Pemkot Surabaya menyediakan layanan kesehatan di 1.177 Balai RW dengan satu tenaga kesehatan (nakes), pada 17 Juli 2024. Layanan kesehatan dengan konsep RW1 Nakes 1 (R1N1), bertujuan untuk mempermudah dan mendekatkan pelayanan medis kepada warga Surabaya.
Layanan R1N1 ini sekaligus untuk mengurangi adanya pasien ketika berobat di Puskesmas atau Pustu. Selain itu, pemkot juga menyediakan peralatan medis ringan di Layanan R1N1, mulai dari tempat tidur pemeriksaan, alat pemeriksaan gula darah, dan sebagainya.
“Sehingga sebelum sakit (parah) ada pemeriksaan rutin di Balai RW. Kemudian nakes menyampaikan ke dokternya, diberi obat, obatnya dikirim ke Balai RW,” ujar dia.
Disediakannya layanan R1N1 adalah untuk memudahkan dan mendekatkan akses layanan kesehatan untuk warga Surabaya dengan menyediakan layanan pemeriksaan kesehatan dasar. Seperti konsultasi kesehatan, skrining kesehatan, dan pengobatan dasar.
“Jadi per kelurahan nanti ada satu layanan primer dan dokternya. Langsung terkoneksi, pasien tidak perlu menunggu,” terangnya.
Tak berselang lama, Wali Kota Eri meresmikan layanan 1 Kelurahan 1 Ambulans untuk melayani antar-jemput pasien berobat secara gratis, pada 22 Juli 2024. Layanan 1 Kelurahan 1 Ambulans ini, berhubungan dengan layanan R1N1. Ketika membutuhkan rujukan ke Puskesmas atau rumah sakit (RS) maka bisa menggunakan layanan tersebut.
“Semakin cepat ambulans datang lengkap dengan skema pertolongan pertama yang memadai, lalu alatnya lengkap, maka semakin besar kemungkinan pasien akan selamat dan sembuh. Inilah fasilitas layanan urgensi yang semakin dekat dengan warga,” jelasnya.
Selain itu, Pemkot Surabaya juga mendirikan Bengkel Sehat Mandiri (BSM) yang menjadi wadah pemberdayaan pengembangan wirausaha bagi penyandang disabilitas mental agar mandiri, pada 23 September 2024. Dengan demikian, penyandang disabilitas mental bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.
BSM merupakan layanan terapi model baru bagi penyandang disabilitas mental. Yakni, menyediakan layanan pemulihan berupa terapi okupasi. Melalui BSM, penyandang disabilitas mental diharapkan bisa mandiri dan produktif, agar tidak bergantung secara ekonomi kepada keluarga.
“Setelah terapi, dalam kondisi yang sudah baik mendapatkan pelatihan yang dibantu Disperinaker. Setelah produksi, juga dibantu dipasarkan sehingga mereka memperoleh penghasilan,” pungkasnya.
Yang terbaru, Wali Kota Eri resmi mengoperasikan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Eka Candrarini pada 18 Desember 2024. RSUD di wilayah Surabaya timur ini memiliki layanan unggulan bagi kesehatan ibu dan anak. (fred)