JATIMPOS.CO/LAMONGAN -  Banyak strategi politik yang digunakan para calon Kepala Desa (Kades) dalam mencari simpati masyarakat untuk mencuri start awal dalam Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak 26 Juni 2022 mendatang di Kabupaten Lamongan.

Salah satunya dilakukan salah satu calon Kepala Deda (Kades) Desa Gempolpading, Kecamatan Pucuk, Kabupaten Lamongan. Dalam melancarkan aksinya untuk meraih simpati masyarakat melakukan membagi-bagikan kue (roti) sebagai makanan tambahan bagi Balita ke masyarakat.

Desa Gempolpading di Kecamatan Pucuk, Kabupaten Lamongan, ini terdiri dari dua Dusun. Diantaranya Dusun Mojomeneng dan Dusun Gempolmadu dengan hak pilih berkisar 3 ribu dan sekitar Seribu Kepala Keluarga.

Menurut salah seorang warga Desa Gempolpading yang tak mau disebutkan namanya mengatakan praktek bagi-bagi kue yang dilakukan tim sukses salah seorang calon Kepala Desa di desanya ini dilakukan beberapa hari lalu.

Ia menyampaikan jika salah seorang calon Kades itu membagikan kue (roti) makanan tambahan bagi balita ke rumah warga. Setiap Kepala Keluarga (KK) mendapatkan 1 box kecil.

Alhasil, kue tersebut dibagikan ke warga Gempolpading, berkisar 3 ribu hak pilih dan sekitar Seribu KK tersebut yang menjadi sasaran menerima kue (roti) makanan tambahan balita tersebut dari tim sukses (relawan) salah seorang calon Kepala Desa.

"Di Desa Gempolpading itu ada dua calon yang maju di pemilihan Kepala Desa. Dari kedua calon itu, sejauh ini belum ada money politic, namun ada salah seorang calon yang membagi-bagikan kue (roti). Kalau di sini ada diduga tim sukses salah seorang calon yang bagi-bagi kue ke warga," terangnya, Jumat (25/2/2022).

Senada juga dikatakan oleh warga masyarakat setempat, dirinya mengatakan yang bagi-bagi kue (roti) ke warga dengan mengunakan mobil pickup keliling desa itu tim sukses dari salah seorang calon Kades Gempolpading.

"Saat ditanya bagi-bagi makanan tambahan untuk balita oleh tim sukses tersebut, makanan tambahan balita ini dari mana? Dikasih salah seorang calon Kades Gempolpading berinisial M-F," katanya menirukan jawaban tim sukses.

Bahkan warga menanyakan barang yang terlihat jelas nama Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dalam kemasan tersebut bisa beredar leluasa, sehingga dimanfaatkan oleh tim sukses.

"Padahal pada makanan tambahan balita dengan label tertera "Tidak Diperjual Belikan" dan berlabel Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, kok bisa beredar keluar ya? " tanya warga setempat.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Lamongan, dr. Taufik Hidayat ketika dikonfirmasi berkaitan dengan hal tersebut pihaknya belum memberikan keterangan yang jelas dan terkesan bungkam.

Terpisah, Kepala Dinas Peberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Lamongan Khusnul Yaqin saat dimintai keterangan mengatakan, berkaitan dengan pemilihan Kepala Desa serentak Juni mendatang dan saat ini masih dalam tahapan verifikasi berkas masing-masing calon.

"Jadi berkaitan salah seorang calon Kades yang diduga bagi-bagi kue (roti) tersebut atau yang lainnya mungkin sifatnya ajakan atau yang lain saya belum tahu. Namun perlu kami jelaskan, soal kampanye calon Kepala Desa nanti ada waktunya sendiri sesuai jadwal tahapan yang telah ditentukan oleh panitia nantinya," ungkap Khusnul, Jumat (25/02/2022).

Apakah calon Kepala Desa tersebut perempuan, atau dia ASN, tanya Khusnul, dan kok bisa mendapatkan roti dengan kemasan "tidak diperjual belikan" lebih-lebih berlogo Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Ini kan untuk konsumsi lembaga perintah," jelas Khusnul.

Selaku Kepala Dinas Peberdayaan Masyarakat dan Desa selanjutnya Khusnul mengimbau bagi desa yang melaksanakan pemilihan kepala desa maupun para calon Kepala Desa serta stakeholder terkait agar mengikuti aturan dan perundang undangan yang sudah ada.

"Ciptakan penyelenggaraan pemilihan kepala desa serentak di Kabupaten Lamongan ini senyaman mungkin. Yakni aman, tentram, damai, sejuk dan kondusif," tuturnya.

Seperti diketahui berkaitan beredarnya makanan tambahan balita berupa Kue (roti) sebagai makanan tambahan bagi balita, padahal pada label tertera "Tidak Diperjual Belikan" dan berlogo Kementrian Kesehatan Republik Indonesia beredar di masyarakat Desa Gempolpading Kecamatan Pucuk Lamongan diduga digunakan sebagai modus politik dalam pemilihan Kepala Desa Gempolpading menjadi polemik dimasyarakat setempat. (bis)