JATIMPOS.CO/KOTA MADIUN - Lembaga Survei Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) merilis hasil surveinya pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Madiun 2024 selama periode 07-16 November 2024.

Direktur Eksekutif ARCI, Baihaki Sirajt menjelaskan, pada Survei ARCI ini menggunakan metode Stratifiet Multistage Random Sampling dengan melibatkan 800 responden yang tersebar di 3 Kecamatan yang ada di Kota Madiun, dengan margin of erornya 3,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

"Survei kita lakukan dalam bentuk pertanyaan terbuka maupun tertutup,’’ kata Baihaki Sirajt dalam pers rilis di I Club Kota Madiun, Jumat (22/11/2024).

Dalam survei pertanyaan terbuka, tanpa petunjuk foto dan nama, hasilnya elektabilitas pasangan calon (paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Madiun nomor urut 2, Maidi-Bagus Panuntun (Madiun) menduduki peringkat tertinggi di angka 63,9 persen.

Kemudian, disusul paslon nomor urut 3 Bonie Laksmana-Bagus Rizki Dinarwan (Bonus) di angka 17,1 persen dan paslon nomor urut 1 Inda Raya Ayu Miko Saputri-Aldi Dwi Prastianto (Dadi) di angka 3,7 persen. Sedangkan sisanya yang belum menjawab atau tidak tahu di angka 15,3 persen.

Sementara untuk survei pertanyaan tertutup dengan menunjukan foto contoh surat suara, elektabilitas paslon Madiun memperoleh 71,3 persen, paslon Bonus sebesar 21,9 persen dan paslon Dadi sekitar 5,1 persen, sedangkan sisanya yang belum menjawab atau tidak tahu sekitar 1,7 persen.

Menurut Baihaki Sirajt, menjelang masa pencoblosan 27 November 2024 nanti, perolehan elektabilitas paslon tersebut dinilai tidak akan mengalami perubahan signifikan.

"Kalau sudah mendekati masa pencoblosan seperti ini, kami melihat bukan hanya elektabilitas yang ditunjukkan melalui simulasi kertas suara. Tetapi kami melihat dari pertanyaan terbuka tanpa ditunjukkan kartu suara, ini sudah di angka 63 persen, artinya top of mind," jelasnya.

Selain itu, Baihaki Sirajt juga menyampaikan kemantapan pilihan terhadap paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Madiun berdasarkan survei kemantapan pilihan responden.

Untuk kemantapan pilihan pemilih terhadap paslon Dadi dari elektabilitas 5,1 persen, tingkat kemantapan tidak akan mengubah pilihan memiliki 68,7 persen. Kemudian berpotensi mengubah pilihan 27,2 persen, dan sisa 4,1 persen memilih tidak menjawab.

Kemudian, kemantapan pilihan pemilih terhadap paslon Madiun dari elektabilitas 71,3 persen, tingkat kemantapan tidak akan mengubah pilihan memiliki 81,4 persen. Berpotensi mengubah pilihan 13,3 persen, dan sisa 5,3 persen memilih tidak menjawab.

Lalu, kemantapan pilihan pemilih terhadap paslon Bonus dari elektabilitas 21,9 persen, tingkat kemantapan tidak akan mengubah pilihan memiliki 70,3 persen. Berpotensi mengubah pilihan 15,9 persen, dan sisa 13,8 persen memilih tidak menjawab.

Lebih lanjut, dia katakan, incumbent bisa saja kalah jika tingkat elektabilitas dalam satu bulan sejak pendaftaran mengalami penurunan. Tetapi, setelah diamati rupanya
tren elektabilitas incumbent terus mengalami kenaikan pasca pendaftaran paslon.

"Sehingga dengan sisa waktu beberapa hari ini, paslon lain saya rasa kesulitan untuk mengejar tingkat elektabilitas paslon Madiun," pungkasnya. (jum).