JATIMPOS.CO/KOTA MADIUN - Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Madiun nomor urut 3, Bonie Laksmana dan Bagus Rizki Dinarwan (BONUS) mengajak masyarakat untuk terlibat secara nyata dalam pembangunan. Hal itu sesuai dengan visi Bonus, yaitu bersama membangun madiun berkualitas secara merata.
Hal tersebut seperti yang disampaikan Paslon Bonus dalam Diskusi Publik Akademisi di Gedung Graha Cendikia, Universitas PGRI Madiun (UNIPMA), Kamis malam (31/10/2024).
Menurut Cawali, Bonie Laksmana, membangun bersama merupakan suatu semangat yang Bonus kedepankan. Karena pembangunan, menurut Bonie harus inklusif. Bonus juga bakal berkomitmen melakukan pembangunan secara merata di seluruh Kota Madiun. Selain itu, Bonus berkomitmen untuk kebersamaan.
"Melalui program pesona, pertemuan sinergis Madiun nyata, salah satu program kami, akan selalu banyak mengadakan ruang-ruang diskusi terhadap semua elemen masyarakat di Kota Madiun. Sehingga kami bisa mendapatkan berbagai macam usulan, masukan, maupun aspirasi," ungkap Bonie.
Sehingga diharapkan pembangunan yang ada di Kota Madiun ke depan benar-benar bisa mencerminkan jati diri, kemampuan, kearifan lokal, maupun sesuai kebutuhan warga. Sehingga hasil pembangunan benar-benar bisa dinikmati oleh seluruh warga Kota Madiun.
"Kami, paslon Bonus ingin melibatkan siapa saja warga Kota Madiun yang bisa andil dalam pembangunan di Kota Madiun. Sehingga pembangunan benar-benar merupakan suatu prestasi dan kebanggaan bersama yang bisa dinikmati oleh warga Kota Madiun, dan pembangunan berkualitas adalah standar wajib bagi Bonus," jelasnya.
Sementara itu, Cawawali nomor urut 3, Bagus Rizki Dinarwan menanggapi salah satu pertanyaan diskusi terkait pencak silat sebagai identitas Kota Madiun agar dapat dikenal di dunia nasional maupun internasional, dia menyampaikan, bahwa pencak silat adalah salah satu pendidikan informalnya, termasuk pendidikan untuk bersikap sportif atau ksatria. Sehingga proses dalam hal pendidikan juga penting untuk diperhatikan.
"Jadi, kita harus bisa menghargai proses yang ada. Kadang pemerintah kita ini tidak peduli dengan proses, inginnya jadi matang terus akan ngasih bonus," ucapnya.
Bagus Rizki Dinarwan yang juga menjabat Ketua IPSI Kota Madiun ini berpendapat dari pada CSR dialokasikan untuk membangun ikon patung atau ikon asing. Alangkah baiknya CSR yang nilainya miliaran rupiah tersebut sebagian alokasi anggarannya dipergunakan untuk atlet-atlet Kota Madiun.
"Jangan hanya pas kalau sudah menang, baru dikasih hadiah. Nah itu tidak menghargai proses. Itu tidak boleh. Jadi kalau kita mau dewasa, kita harus menghargai proses yang ada. Jangan terima matang. Kalau terima matang, sampai kapan pun kita tidak akan bisa maju dan berkembang," pungkasnya. (jum).