JATIMPOS.CO/JEMBER - Beredar sebuah video yang viral di media sosial (medsos) memperlihatkan olahan makanan mie di salah satu Rumah Makan (RM) di Jalan Sumatera, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, diduga ada telur lalat di dalam makanan mie olahannya.
Video yang diunggah oleh akun Tiktok bernama @salsa0794 itu viral dan mendapat 8.021 like. Di unggahan video tersebut, si pemilik akun menjelaskan bagaimana dirinya saat makan mie tersebut. Tapi tiba-tiba diduga dalamnya ada telur lalat.
"Ges sudah hampir habis, tiba-tiba ketemu kayak gini ges. Pas diaduk ini-ini bukan (daging) ayam ges. Tapi ini adalah telur, telur lalat ges. Astaghfirullah, sumpah ini aku gak bohong ya. Aduh," ungkap suara perempuan dalam video yang diunggah akun @salsa0794.
Dari penelusuran yang dilakukan wartawan, pemilik akun di medsos Tiktok tersebut adalah seorang warga Dusun Gunungluncing, Desa Gunungsari, Kecamatan Umbulsari, Jember, berinisial SNF (25).
Saat dikonfirmasi, perempuan tersebut menjelaskan awal mula dirinya mendapati adanya telur lalat yang ada di dalam makanan mie olahan yang dijual di salah satu Rumah Makan di Jember tersebut.
"Video itu benar saya yang mengunggah. Kejadianya hari Kamis kemarin, tanggal 9 Mei 2024. Saat itu saya pesan Mie Gacoan lewat jastip (Jasa titip) di teman yang tinggal di Kecamatan Kencong. Saya pesan dua porsi mie Gacoan, karena saya memang favorit dengan makanan itu," kata SNF saat dikonfirmasi sejumlah wartawan di Jember, Rabu (22/5/2024).
Saat pesanan makanan datang, lanjutnya, ia memakan satu porsi olahan mie yang dikemas dalam kotak steoroform itu.
"Saya kan janjian dengan teman saya itu COD an (saling bertemu) sekitar pukul 3 sore. Pesanan mie saya kan datangnya jam 1 siang, tapi baru saya ambil sekitar pukul 3 sore karena masih ada acara. Kemudian saya pulang dan makan satu porsi mie gacoan itu," imbuhnya.
"Saat makan satu porsi tidak ada apa-apa dan aman. Nah di kotak steoroform kedua, saat makan. Tiba-tiba saat saya aduk-aduk makananya. Di tengahnya itu ada saya lihat telur lalat. Awal saya gak yakin. Saya kira, olahan daging ayam yang dalam bentuk seperti bubuk itu. Tapi saya pastikan di bawah lampu pakai HP, gerak-gerak dan saya yakin itu telur lalat. Tidak hanya satu, ada beberapa," sambungnya menjelaskan.
Saat itu dirinya mengaku kaget, katanya, kemudian direkam menggunakan kamera HPnya.
"Jadilah video di Tiktok itu. Tapi sebelum saya unggah di medsos itu. Saya sempat tanya ke teman yang saya titipi beli Mie Gacoan. Dia bilang pesan 50 kotak, pesanan saya paling bawah. Tapi dari semua pesanan tidak ada yang komplain," ujarnya.
SNF menjelaskan, olahan makanan mie yang dipesannya adalah menu favoritnya di salah satu Rumah Makan di Jember tersebut. Dari setiap pesanan makanan mie yang dilakukan lewat jastip, baru sekali ini didapati telur lalat di dalamnya.
"Jujur rasanya campur aduk, antara kaget, dan jijik. Karena saya baru tahu ada telur lalat itu, saat saya aduk-aduk mie nya. Setiap kotak (steoroform) itu ada tulisan levelnya (rasa pedas). Kata teman saya, yang biasa saya jastip. Hanya punya saya yang berisi telur lalat," katanya.
"Karena bingung mau bilang kemana (untuk komplain). Akhirnya saya ya lewat Tiktok itu saja," sambungnya.
Menanggapi adanya video viral soal olahan makanan mie yang berisi telur lalat. PIC Resto Gacoan Jember, Nova Titi mengatakan pihaknya menyayangkan adanya kejadian tersebut.
"Kami tahu dengan adanya video tersebut. Tapi benar tidaknya (informasi soal adanya telur lalat di olahan makanan mie), kami tidak bisa memberikan statement apapun. Karena soal itu, nantinya kami arahkan ke bagian legal kami yang ada di Malang. Silahkan ke pihak legal kami saja," kata Nova.
Namun demikian, Nova menjelaskan, terkait adanya komplain dari pelanggan atau konsumen di RM Gacoan. Pihaknya menjelaskan, ada tahapan proses yang harusnya dilakukan oleh pelanggan tanpa perlu diviralkan lewat medsos.
"Semisal ada komplain, biasanya (tahapan yang dilakukan) adalah by analisa dulu. Seperti jam masuk (informasi) komplainnya, kemudian perihal apa komplain yang disampaikan. Terus kita juga langsung melakukan personal chat ke customer," ujarnya.
"Intinya makesure (memastikan) apakah benar (soal komplain), kemudian melakukan permohonan maaf. Sudah itu saja. Tapi untuk kasus ini special case ya, perihal Tiktok ini. Jadi biar nanti bagian legal yang sampaikan," tutupnya. (ari).