UBAH Limbah Jadi Berkah, Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Negeri Malang Hadirkan Teknologi Pengolah Pakan Ternak Berbasis Ekonomi Sirkular Pada Kelompok Tani (Poktan) di Tulungagung
Tulungagung menyimpan potensi pertanian yang besar. Lahan subur desa ini mampu menghasilkan rata-rata 2,2 ton jagung setiap 105 hari serta 6,3–6,7 ton padi per hektar.
Dan salah satu dengan potensi pertanian adalah Dusun Dami, Desa Rejosari, Kecamatan Gondang. Namun, hasil melimpah itu masih menyisakan persoalan serius, yaitu tongkol jagung dan jerami padi dibiarkan terbuang atau dibakar.
Untuk jerami padi sebagian sudah dimanfaatkan untuk pakan ternak tapi masih banyak yang terbuang .Padahal, limbah pertanian tersebut sesungguhnya bisa diolah menjadi pakan ternak bernilai ekonomi tinggi dan nutrisi yang tinggi melalui proses fermentasi.
Melalui proses fermentasi ini juga memiliki keunggulan daya simpan lebih lama. Tetapi dalam praktiknya memerlukan kompetensi pengolahan pakan dan juga alat bantu untuk memproduksinya.
Berangkat dari masalah ini, Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Universitas Negeri Malang yang dipimpin Danang Yugo Pratomo, S.Pd., M.Pd. dengan beranggotakan Dewi 'Izzatus Tsamroh, S.Pd., M.T. dan Bagus Shandy Narmaditya, Ph.D, serta mahasiswa Bagas Eka Prakoso dan Albi Abimanyu Seftiansyah.
Dalam pelaksanaan PKM ini juga menggandeng
Kelompok Tani Sido Makmur I dalam membantu menyelesaikan permasalahan kelompok tani yang meliputi permasalahan produksi pengolahan limbah tongkol jagung dan jerami, serta manajemen kelompok tani.
Program ini menghadirkan Mesin Pencacah Serbaguna dengan Double Input serta Mesin Pengaduk Horizontal dengan Ulir Kontinyu. Kedua mesin tersebut dirancang untuk mengubah limbah jagung dan jerami menjadi pakan fermentasi kaya nutrisi dengan kapasitas produksi hingga 200 kg per jam.
Selain penerapan teknologi, tim PKM juga memberikan pelatihan manajemen usaha. Anggota kelompok tani dilatih membuat pembukuan sederhana, mengelola unit usaha, hingga strategi distribusi produk pakan ternak agar berkelanjutan. Dengan pendekatan ini, program tidak hanya menekan pencemaran akibat pembakaran limbah, tetapi juga membuka sumber pendapatan baru bagi petani yang sebagian besar memiliki ternak sapi, kambing, maupun unggas. Sehingga para petani selain dapat memanfaatkan untuk pakan ternak pribadi juga dapat menjual olahan pakan ternak fermentasi ini kepada peternak lainnya.
Ketua Poktan Sido Makmur I, Suparlan, menyambut baik inovasi ini. “Selama ini tongkol jagung hanya dibakar dan jerami banyak terbuang. Dengan mesin dari Universitas Negeri Malang, kami bisa memanfaatkannya untuk pakan, sekaligus menambah pemasukan bagi kelompok,” ungkapnya.
Program ini sejalan dengan beberapa agenda Sustainable Development Goals (SDGs), antara lain SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), serta SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan). Limbah pertanian yang semula menjadi masalah kini bertransformasi menjadi peluang berkelanjutan bagi ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat.
Program ini dapat terlaksana pada tahun 2025 dengan lancar berkat dukungan pendanaan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Untuk itu, tim PKM Skema Pemberdayaan Berbasis Wilayah Ruang Lingkup Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat dan mitra Kelompok Tani Sido Makmur I menyampaikan penghargaan serta rasa terima kasih. (adv)