JATIMPOS.CO/MOJOKERTO- Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berkomitmen mendukung upaya pemerintah daerah dalam meningkatkan sektor wisata, seperti yang dilakukan di Desa Bejijong, Mojokerto menjadi salah satu desa wisata kampung Majapahit yang memiliki potensi wisata situs Kerajaan Majapahit.
Sehingga akan berpotensi mengembangkan ekonomi kreatif masyarakat setempat. Situs kerajaan Majapahit yang ada di desa ini juga mempunyai nilai kultural tinggi, banyak peninggalan bersejarah sebagai cagar budaya, seperti artefak, candi, makam, dan ornamen rumah khas.
Pengembangan desa wisata tersebut didukung dengan pemugaran rumah penduduk yang diubah fisiknya menjadi kawasan arsitektural ala zaman Majapahit. Desa Bejijong sangat menjaga keberadaan cagar budaya situs Majapahit, melalui pelestarian relief-relief, bentuk fasad, bentuk atap, serta ornamen rumah.
Pada Selasa (19/8), tim dosen dan 15 mahasiswa Desain Interior memulai kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di Desa Bejijong, kegiatan ini berupaya ikut serta melestarikan arsitektural Majapahit yang telah dikembangkan di Desa Bejijong serta mendorong peran masyarakat setempat dengan keberadaan arsitektural Majapahit yang telah dilestarikan. Kegiatan berlangsung selama tiga hari, mereka tinggal berbaur dengan masyarakat dan melalukan observasi di Desa Bejijong sebagai kawasan situs Majapahit.
Kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat disambut positif oleh masyarakat desa setempat dan pihak Kepala Desa, Pradana Tera Mardiatna, S.I.Kom., M.I.Kom., NL.P., secara terbuka menyampaikan bahwa desa sangat menyambut hangat dan terbuka atas kegiatan ini dan berharap mendapatkan masukan untuk pengembangan serta penguatan wisata budaya dan sejarah di Desa Bejijong seperti dituturkan pada saat pembukaan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di Balai Desa.
Rangkaian kegiatan terprogram dan terarah, meliputi sosialisasi program dengan seluruh perangkat RT di lingkungan Desa Bejijong, dilanjutkan dengan mengenal masyarakat melalui tinggal di rumah penduduk setempat. Pada hari berikutnya, observasi lapangan melalui kegiatan wawancara dengan masyarakat setempat yang telah dibagi per-RT untuk menggali pemahaman masyarakat tentang ornamen rumah Majapahit, bentuk bangunan dan fasad rumah serta arti simbol-simbol yang digunakan. Juga melakukan sosialisasi ke masyarakat pentingnya melindungi warisan sejarah dan budaya lokal.
Pada hari terakhir, hasil yang diperoleh dari observasi lapangan dan wawancara penggalian data dari masyarakat diverifikasi bersama melalui sharing session dengan dua tim ahli dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI Jawa Timur, Kedua tim ahli memberikan validasi dan paparan terkait bentuk bangunan, fasad rumah serta makna ornamen, simbol-simbol Majapahit yang digunakan di bangunan rumah ala Majapahit di Desa Bejijong.
Sebagai hasil dari kegiatan ini, tim peneliti dan pengabdian kepada masyarakat membuatkan papan infografis tentang Rumah Berarsitektur Majapahit yang ada di Desa Bejijong, sebagai media informasi edukasi. Adanya papan infografis ini sangat penting karena mampu memberikan informasi dan pemahaman kepada masyarakat luas tentang pentingnya pelestarian budaya dan sejarah Majapahit melalui pembagunan rumah berarsitektur Majapahit di Desa Bejijong sebagai Desa Wisata Kampung Majapahit.
Kegiatan ditutup dengan cultural trip ke destinasi wisata geoheritage Majapahit sekitar Desa Bejijong seperti kunjungan ke Candi Brahu, Candi Gentong, Candi Minak Jinggo, Vihara Majapahit, Petilasan Siti Hinggil dan mempelajari artefak, ornamen interior peninggalan Majapahit di Museum Trowulan. Melalui kegiatan ini, para mahasiswa mendapat banyak wawasan mendalam mengenai sejarah dan budaya pelestarian Majapahit.
Senada dengan penuturan Azharine Purwa Jingga, S.Ds., M. Ars., salah satu Dosen Pendamping Lapangan, bahwa tujuan utama program kegiatan ini adalah memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai simbol-simbol, makna ornamen rumah berarsitektur Majapahit, sekaligus mengenalkan mereka lebih dekat dengan sejarah Majapahit yang masih dilestarikan masyarakat Desa Bejijong.
Kegiatan ini diharapkan tidak hanya memperkaya wawasan akademik mahasiswa, tetapi juga menjadi langkah nyata dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya Majapahit sebagai destinasi wisata geoheritage, sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan industri kreatif bagi masyarakat setempat.
Tentunya, harapan ini tidak dapat diwujudkan dengan sebelah tangan. Oleh karena itu, partisipasi masyarakat diperlukan untuk keberhasilan bersama dalam langkah pelestarian dan meningkatkan pertunbuhan ekonomi. Dari hasil kegiatan ini juga mendukung tercapainya Sustainable Development Goals (SDG’s), khususnya SDG’s poin pengentasan kemiskinan, pendidikan berkualitas, dan pengurangan kesenjangan pungkas mbak Azha, panggilan akrabnya, ketika mengakhiri penjelasannya. (zk)