JATIMPOS.CO/PALEMBANG- Misi dagang dan investasi Provinsi Jatim dipimpin Gubernur Khofifah Indar Parawansa di Palembang Sumatera Selatan (Sumsel), Senin (29/9/2025) diawali dengan wastra dan tarian khas Banyuwangi.

Batik tulis osing “Godho Batik Banyuwangi” dengan creator Rizkyesa Sauqi dan desaigner Isyam Samsi beserta designer muda Kabupaten Banyuwangi dikenakan muda-mudi tampan dan cantik membuat suasana ceria mengawali kegiatan misi dagang.

Fashion Batik generasi fashion muda Banyuwangi pada kegiatan misi dagang dan investasi Pemprov Jatim di Sumatera Selatan, Senin (29/9/2025) foto : syaiful anam - jatimpos.co

-----------------------------

Disusul kemudian tarian Banyuwangi Budaya Osing dalam gerak tari dengan judul GEDHOGAN. Dengan tema : “Jejak Majapahit, Nafas Blambangan”, menggambarkan gerbang nusantara dari ufuk timur pulau Jawa. Tim pembukaan penampilan itu merupakan binaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jatim pada Bidang Kebudayaan.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama ratusan undangan menyaksikan penampilan dengan penuh kagum. “Wastra tadi dengan backsound Sunan Kalijogo. Indah sekali,” kata Gubernur Khofifah memberikan apresiasi.

Khofifah mengaku hafal lagu religi yang mengiringi Wastra. “Sebenarnya kalau Banyuwangi, backsoundnya Padang Bulan. Sangat indah juga,” tambahnya.

Lagu itu menurut Khofifah memberikan filosofi kehidupan, bagaimana hari ini dan yang akan datang. “Terimakasih Pak Mujiono, Wakil Bupati Banyuwangi yang membersamai hadir disini,” ucap Khofifah.

Wastra mahakarya batik Osing Banyuwangi dipimpin Rizki Esa Erfi Ramadhani, pembatik muda (berusia 29 tahun) merupakan pengrajin batik turun temurun di Banyuwangi.

Fashion Batik generasi fashion muda Banyuwangi itu melibatkan tim terdiri: Isyam Syamsi, Sanet Sabintang Dan Ocha Laros. Penampilan diatas panggung diperagakan Duta Wisata Jawa Timur, yakni : Raki Fany, ⁠Raki Fidhelma, ⁠Raki Ghea, Raki Jennifer, Raka Hasbi Dan Raka Rizal

Jejak Majapahit
Atraksi tari Budaya Osing dengan Judul GEDHOGAN ditarikan oleh Penari Jawa Timur yaitu: Lintang, Arini, Sandriya dan Sanniya Saida. Dengan tema “Jejak Majapahit, Nafas Blambangan” mengisahkan : seni budaya gedhogan irama urip wong Osing

“Dhog… dhog… dhog…(bunyi lesung ditalu). Dari bunyi alu menumbuk padi, lahirlah irama hidup wong Osing. Irama yang menyatukan kerja, doa, dan kebersamaan. Gedhogan bukan sekadar suara kayu dan lesung, tetapi denyut nadi budaya,yang menjahit wastra, musik, dan jiwa Banyuwangi.

Sebuah pengungkapan tradisi banyuwangi yang memudar dengan menghadirkan kembali karya baru yg menitik beratkan Gedhog atau alung sebagai alat musik. Hadirnya seni gedhogan dari ujung timur Banyuwangi Jawa Timur yang mampu menjadi penyegar sekaligus hiburan dari fenomena menumbuk padi Kemiren

Tari Gedhongan atau musik Gedhogan disebut juga Gendhongan, merupakan tradisi seni budaya dari Banyuwangi yang memanfaatkan peralatan penumbuk padi. Alat-alat seperti alu dan lesung ditabuh secara beramai-ramai oleh para perempuan, yang kemudian menghasilkan irama yang unik dan khas.

Tradisi ini muncul dari kebiasaan masyarakat setempat yang sering menumbuk padi secara bersama-sama. Asal-usulnya berasal dari kebudayaan Suku Osing, suku asli Banyuwangi, dan memiliki makna simbolis yang mendalam dalam kebudayaan mereka.

Fungsinya merupakan wujud rasa syukur masyarakat atas hasil panen yang berlimpah. Juga berfungsi sebagai hiburan bagi masyarakat, terutama saat mengadakan acara atau hajatan.

Seni Budaya Jatim
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Jatim Evy Afianasari menjelaskan, pada Kabupaten Kota sejumlah tiga puluh delapan (38) yang ada di Jawa Timur terkumpul data Objek Pemajuan Kebudayaan Daerah yaitu manuskrip sejumlah 571, tradisi lisan sejumlah 1.429, adat istiadat sejumlah 891, ritus sejumlah 703, pengetahuan tradisional sejumlah 1.593, teknologi tradisional sejumlah 827.

Kemudian seni sejumlah 3.446, bahasa sejumlah 103, permainan rakyat sejumlah 748, olahraga tradisional sejumlah 507, cagar budaya berupa benda sejumlah 10.391, yang merupakan gabungan jumlah benda koleksi museum sejumlah 4.268 dan benda diluar museum sejumlah 6123, bangunan sejumlah 507, struktur sejumlah 470 , situs sejumlah 332, dan kawasan sejumlah 8.

“Semua ini adalah potensi budaya yang terus dilestarikan bersama juga bisa dijadikan sebagai sarana meningkatkan kualitas diri untuk eksis di tengah problematika budaya yang kompleks saat ini,” ujarnya.

Pada setiap event secara bergliran potensi seni budaya tersebut ditampilkan secara bergiliran. “Untuk misi dagang berikutnya kita jadwalkan tampilkan seni budaya dari Kabupaten Sumenep Madura,” ujarnya.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyebut banyaknya potensi kebudayaan daerah Jatim, harus terus disisir secara detail, untuk kemudian dilindungi untuk bisa kita daftarkan di Kementerian Kebudayaan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Ini penting, karena upaya pelestarian yang konsisten harus menjadi suatu kewajiban," tegasnya.

"Jika bukan kita yang melestarikan, menjaga bahkan mendaftarkan ke HAKI atau Kementerian Kebudayaan, bagaimana anak cucu kita nanti akan menemukenali kekayaan budaya bangsa," imbuh Khofifah.
Saat ini total Karya Budaya di Jatim berjumlah 99 yang masuk dalam WBTB Nasional. Hal ini sekaligus menjadi penanda bahwa Jatim memiliki potensi budaya daerah yang luar biasa.

Bukan Hanya Transaksi Dagang
Misi dagang dan investasi ini menurut Gubernur Khofifah bukan sekedar transaksi jual beli saat ini, tetapi terus merajut kebersamaan. “Kita menjahit merah putih, nilai kebangsaan termasuk budaya,” ungkapnya.

Gubernur menyabut Prabu Sriwijaya di Palembang dengan Majapahit di Jawa Timur yang sejak dahulu menjalin kebersamaan untuk kemakmuran rakyat. Selama kepemimpinan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Wagub Emil Elestianto Dardak (mulai menjabat periode pertama 2019-2025) telah melakukan misi dagang dan investasi sebanyak 43 kegiatan di berbagai Provinsi di Indonesia.

Sedangkan pada jabatan periode kedua (sejak Pebruari 2025) telah melakukan misi dagang dan investasi sebanyak 8 (delapan) kegiatan di berbagai Provinsi di Indonesia.

Gubernur Khofifah foto bersama tim kesenian dan wastra batik asal Banyuwangi pada kegiatan misi dagang dan investasi Pemprov di Sumatera Selatan, Senin (29/9/2025) foto : syaiful anam - jatimpos.co

------------------------------------

Kegiatan misi dagang Pemprov Jatim di Sumatera Selatan (Sumsel) mencatatkan nilai transaksi Rp 1 triliun. “Nilai transaksi kegiatan Misi Dagang Jatim-Sumsel mencapai Rp 1.000.055.301.000 atau melampaui target awal Rp 500 miliar. Saya kesini tahun 2020 pada kegiatan yang sama mencatatkan transaksi Rp 302 miliar,” ujar Gubernur Khofifah.

Tansaksi itu bersumber dari 18 komoditi yang dijual antara lain olahan unggas, susu, gula merah tebu, daging ayam, beras, bawang merah, mesin las, rokok, ikan beku, hingga peralatan dapur untuk program makan bergizi gratis.

Pada misi dagang dan investasi di Sumatera Selatan ini diikuti 147 pelaku usaha. Masing-masing dari Jatim sebanyak 101 pelaku usaha dan 46 pelaku usaha dari Sumsel.

Menurut Gubernur Khofifah, dari delapan kali misi dagang Jawa Timur dengan provinsi lain, lima kali selalu menembus nilai transaksi di atas Rp1 triliun. “Termasuk di Sumsel ini,” ujarnya.

Ia menegaskan peran strategis Provinsi Jatim sebagai Gerbang Baru Nusantara. Jatim menjadi pusat distribusi logistik nasional. Pelabuhan Tanjung Perak melayani 21 dari 39 rute tol laut, ditopang oleh dua kawasan ekonomi khusus (KEK), 13 kawasan industri termasuk satu kawasan industri halal, tujuh bandara, 37 pelabuhan, dan 12 ruas jalan tol.

“Hampir 80 persen logistik 19 provinsi Indonesia timur disuplai dari Jawa Timur. "Dengan posisi yang sangat strategis ini, Jawa Timur memiliki tanggung jawab besar untuk terus menjaga sinergi antara wilayah barat dan timur Nusantara," ujarnya.

Sementara itu Gubernur Sumsel Herman Deru menyatakan kepuasannya dengan kegiatan misi dagang antara Pemprov Jatim dengan Pemprov Sumsel.

“Kita siap dengan penawaran kerja sama tersebut, bukan hanya saat ini dengan transaksi jual beli, tetapi apabila memungkinkan bertukar SDM untuk pelatihan kedepannya,” ujar Herman Deru.

Usai kegiatan misi dagang dan investasi, Gubernur Khofifah dan rombongan asal Jatim melakukan silaturrahmi dengan warga asal Jatim di Sumatera Selatan.(nam)