JATIMPOS.CO/SIDOARJO- Puluhan pelajar tampak antusias mendengarkan materi dari narasumber dan sekaligus mempraktekkan tarian Reog Kendang Tulungagung di Museum Mpu Tantular, Rabu (23/7/2025).

Kegiatan Belajar Bersama di Museum dengan tema “Eksplorasi Budaya Lokal Melalui Koleksi Museum Mpu Tantular Reog Kendang Kabupaten Tulungagung” tersebut diselenggarakan oleh UPT Museum Negeri Mpu Tantular Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jatim.

“Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar budaya yang kontekstual dan menyenangkan, sekaligus memperkenalkan kesenian tradisional kepada generasi muda,” ujar Ka UPT Museum Mpu Tantular, Sadari menyampaikan pesan Kadisbudpar Jatim Evy Afianasari.

Peserta mempraktekkan tari reog kendang dipandu narasumber.

------------------------------------

Selain itu, merupakan bagian dari upaya museum dalam mendukung program pelestarian budaya serta peningkatan literasi budaya di kalangan generasi muda. Museum sebagai institusi/ lembaga edukatif dan kultural memiliki tanggung jawab moral dan strategis dalam memperkenalkan kekayaan budaya bangsa kepada masyarakat, khususnya peserta didik.

Dikatakan, seni tradisional merupakan bagian penting dari identitas budaya suatu daerah. Reog Kendang merupakan salah satu bentuk seni pertunjukan rakyat yang berkembang di daerah Tulungagung, Jawa Timur. Perlu kita ketahui bahwa Museum Mpu Tantular menyimpan dan memamerkan benda koleksi Reog Kendang.

Reog Kendang sering dianggap sebagai bagian dari keluarga besar kesenian Reog, namun memiliki ciri khas tersendiri. Reog Kendang menonjolkan permainan kendang sebagai elemen utama yang diiringi dengan gerakan tari maskulin dan ritmis. Sebagai bagian dari warisan budaya takbenda, Reog Kendang perlu terus dikenalkan kepada generasi muda agar nilai budaya tetap lestari.

“Sebagai salah satu bentuk implementasi fungsi edukasi dan pelestarian budaya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur melalui UPT Museum Mpu Tantular melaksanakan kegiatan Belajar Bersama di Museum dengan tema “Eksplorasi Budaya Lokal Melalui Koleksi Museum Mpu Tantular Reog Kendang Kab. Tulungagung” yang ditujukan bagi pelajar jenjang SMP dan SMA,” ungkapnya.

Penyebarluasan informasi koleksi museum kepada khalayak luas diharapkan dapat berlangsung secara terus-menerus. Melalui kegiatan Belajar Bersama di Museum diharapkan pengembangan kebudayaan di Jawa Timur tetap hidup dan relevan di tengah perubahan zaman serta menjadi perwujudan jati diri dan karakter bangsa yang tangguh, berbudi luhur, dan berakhlak mulia.

“Reog Kendang bukan sekadar hiburan, tetapi cerminan dari kekayaan nilai budaya, semangat, dan identitas masyarakat Jawa Timur. Melalui kegiatan ini, kami berharap adik-adik pelajar bisa lebih mengenal, memahami, dan mencintai budaya lokal serta menyadari pentingnya menjaga dan melestarikan warisan budaya bangsa,” kata Kadisbudpar Jatim.

Miki Ciri Khas
DALAM sesi materi, Sri Wahyuni, S.Sn.—seniman sekaligus akademisi yang menjadi narasumber—memaparkan asal-usul dan filosofi Tari Reyog Kendang Tulungagung. Menurutnya, penamaan tari ini berangkat dari kata “reyog” yang berasal dari Bahasa Jawa “riyeg”, menggambarkan suasana riuh dan gembira para prajurit di tengah kelelahan.

Sementara “kendang” merujuk pada alat musik utama dalam tarian ini yang membedakannya dari Reog Ponorogo, dan “Tulungagung” menandai daerah asalnya.

Ia juga mengulas 12 tata gerak atau pola tari khas dalam Reyog Kendang, mulai dari gerak baris, menthokkan, gembyangan, hingga gerak bumi langit.

“Tari Reyog Kendang Tulungagung memiliki beberapa gerakan ‘pakem’ yang menjadi ciri khas. Semua gerakan diawali dengan kaki kanan, mengikuti tempo pukulan kenong sebagai dasar ritme,” tambahnya.

Acara ini tidak hanya berisi materi, tetapi juga sesi praktik langsung yang dipandu oleh Yuyun Handayani, seorang praktisi Reyog Kendang Tulungagung. Dalam sesi ini, para peserta diajak mempelajari langsung gerakan dasar tarian, mulai dari sikap tubuh hingga irama pukulan.

Sesi praktik semakin hidup dengan kehadiran para penari dari Sanggar Dhodog Sadjiwo Djati yang mendampingi langsung para peserta. Para penari membimbing pelajar satu per satu agar mampu mengikuti gerakan dengan benar dan merasakan langsung kekuatan ekspresif Reyog Kendang. (zen)