JATIMPOS.CO/KABUPATEN MADIUN – Menyambut Hari Jadi ke-457, Pemerintah Kabupaten Madiun kembali menggelar helatan budaya akbar bertajuk Sepasar ing Madiun atau Sepasma, yang tahun ini hadir dengan konsep lebih inklusif dan semarak. Melibatkan pelaku UMKM, seniman lokal, hingga komunitas budaya, Sepasma 2025 menjadi perayaan harmoni antara tradisi dan geliat ekonomi rakyat yang berlangsung sepanjang Juli.

Dibuka secara resmi oleh Bupati Madiun, H. Hari Wuryanto, Kamis (10/7/2025) malam di Lapangan Mojopurno, Kecamatan Wungu. Wilayah tengah Kabupaten Madiun ini menjadi titik kedua dari tiga zona pelaksanaan Sepasma tahun ini. Dengan mengusung tema "Pesona Selingkar Wilis", tujuannya untuk mengingatkan kembali bahwa Kabupaten Madiun berada di kawasan lereng Gunung Wilis yang kaya potensi budaya dan wisata alam.

Dalam acara pembukaan tersebut juga menampilkan sederet hiburan, mulai dari pertunjukan dongkrek, tari-tarian tradisional, pencak silat, hingga penampilan musisi daerah seperti Difarina Indra, Bela Cikita, dan Suci Maharani.

"Sepasma bukan hanya sarana hiburan, tapi juga motor penggerak ekonomi lokal. Tahun ini kami hadirkan di tiga titik agar dampaknya merata di seluruh wilayah Kabupaten Madiun," ujar Bupati Madiun dalam sambutannya.

Sebelumnya, pelaksanaan Sepasma di wilayah selatan telah sukses digelar di Lapangan Kelurahan Bangunsari, Kecamatan Dolopo pada 2–6 Juli dengan tajuk "Tour de Sambang Kampung Pesilat". Sementara wilayah utara akan menutup rangkaian ini pada 18–27 Juli di Alun-Alun Reksogati Caruban dengan tema "Caroeban Tempo Doeloe bersama PADSki".

Puluhan stan UMKM menjajakan produk lokal—kuliner khas Madiun.

Seni, Budaya, dan UMKM dalam Satu Panggung

Sepasma 2025 tidak sekadar menjadi pesta rakyat, tapi juga etalase kekayaan seni dan potensi lokal. Setiap sore hingga malam, panggung Sepasma di Lapangan Mojopurno bakal menghadirkan penampilan beragam—dari tari jaipong, tari bujang ganong, dongkrek, hadroh anak, hingga fashion show daur ulang dan wayang kulit oleh dalang cilik.

Agenda harian pun dirancang padat mulai 11 Juli hingga 14 Juli 2025. Warga bakal disuguhkan penampilan seni dan budaya dari lima kecamatan secara bergantian, yaitu Kecamatan Sawahan, Wungu, Madiun, Kare dan Wonoasri.

Tidak hanya menampilkan seni tradisional, kegiatan ini juga menyulap lapangan desa menjadi pasar rakyat. Puluhan stan UMKM menjajakan produk lokal—kuliner khas Madiun, kerajinan tangan, hingga batik dan busana hasil kreasi anak daerah.

Dari Tradisi Menuju Inovasi Budaya

Bupati Madiun, Hari Wuryanto mengapresiasi seluruh panitia dan masyarakat yang terlibat dalam suksesnya gelaran Sepasma. Ia berharap agenda ini bisa terus berkembang menjadi ruang inovasi budaya dan ekonomi kreatif yang dinantikan setiap tahun.

“Alhamdulillah pelaksanaan di wilayah selatan berjalan lancar dan meriah. Harapan saya, wilayah tengah ini lebih semarak lagi. Ini adalah momentum untuk merangkul semua pihak demi pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dan menyentuh lapisan masyarakat bawah,” tuturnya.

Pemerintah Kabupaten Madiun juga mendorong agar perayaan Hari Jadi ke-457 tidak hanya menjadi nostalgia sejarah, tetapi juga menjadi tonggak inovasi tahunan yang mampu menarik perhatian masyarakat luas, termasuk wisatawan.

“Ke depan, kami harapkan peringatan hari jadi terus hadir dengan konsep yang lebih kreatif dan kolaboratif, sehingga menjadi event budaya yang membanggakan Kabupaten Madiun,” pungkasnya. (jum).