JATIMPOS.CO/SIDOARJO- UPT Museum Mpu Tantular di Buduran Sidoarjo Selasa pagi (24/9/2024) menggelar ”Seminar Hasil Kajian Keramologika Koleksi Museum Mpu Tantular”.
Seminar ini diikuti para komunitas sahabat pecinta museum dan akademisi dosen dan mahasiswa, diantaranya Uinsa, Unesa, Unair dan Univ Brawijaya sejumlah 100 peserta.
Dibuka oleh Kepala UPT Museum Mpu Tantular Sadari, S.Sn mewakili Kadisbudpar Jatim Evy Afianasari, S.T., M.M.A. Sedangkan laporan panitia disampaikan Ida Yoelianti, S.Sos, M.M, Kasie Koleksi dan Konservasi Museum Mpu Tantular.
Ka UPT Museum Mpu Tantular Sadari, S.Sn menyampaikan sambutan didepan peserta seminar.
----------------------------------
Kegiatan ini diselenggarakan secara tatap muka dan secara online live streaming Youtube Museum Mpu Tantular. Menghadirkan tiga narasumber kompeten, diantaranya : Dr. La Ode Rabani., S.S., M. Hum. (Akademisi Universitas Airlangga Surabaya)
Selain itu Prof. Dr. Ponimin, M.Hum. (Akademisi Universitas Negeri Malang), dan Wicaksono Dwi Nugroho, S.S.,M.Hum. (Badan Pelestarian Kebudayaan), dimoderatori Drs. Himawan (Kurator dan Pemerhati Museum).
Kadisbudpar Jatim Evy Afianasari, S.T., M.M.A mengemukakan, dampak interaksi antara orang-orang nusantara dengan bangsa lain di dunia adalah warisan berupa benda hasil produksi kebudayaan yang hingga kini masih dapat dilihat, yang sebagian tersimpan sebagai koleksi museum dan para kolektor benda benda kuno.
”Salah satu benda hasil interaksi antara nusantara dengan negara lain, khususnya Cina dan Asia Tenggara adalah keramik dari segala ukuran, teknologi, jenis, dan usianya kurang terprediksi dengan baik,” ujarnya yang disampaikan Ka UPT Museum Mpu Tantular, Sadari, S.Sn.
Tarian Selamat Datang pada acara Seminar di Museum Mpu Tantular, Selasa (24/9/2024)
------------------------------
Disebutkan, abad XI, keberadaan orang-orang Cina di nusantara telah marak dengan membawa barang dagangan berupa sutera dan keramik untuk berbagai kepentingan.
Keramik dari berbagai ukuran diperdagangkan ke nusantara, khususnya Jawa Timur di era Majapahit. Akibatnya, barang-barang keramik banyak ditemukan di berbagai tempat termasuk Trowulan sebagai pusat kerajaan majapahit.
Sejumlah keramik yang tersebut di atas menjadi koleksi Museum Negeri Mpu Tantular. ”Koleksi keramik yang tersimpan di UPT. Museum Negeri Mpu Tantular hasil identifikasi tim pengkaji menunjukkan, bahwa dari segi usianya relatif tua, yakni dari abad X hingga masa yang lebih modern,” tambahnya.
Sebelumnya pada 21 s.d. 23 Agustus 2024 lalu, telah dilaksanakan kegiatan kajian koleksi Keramologika Koleksi Museum Negeri Mpu Tantular. ”Dari kajian yang telah dilaksanakan selama 3 (tiga) hari tersebut, tim pengkaji telah menganalisis 60 keramik,” ujar Sadari, S.Sn.
Terdiri dari 59 keramik berasal dari Cina dan 1 keramik berasal dari Vietnam, yakni berupa piring; mangkok; buli-buli (jarlet); padupan (incese burner); cepuk (cover box); teko (ewer); teko (tea pot); guci kecil; kendi; dan figur gajah mina.
Adapun masa pembuatan keramik berasal dari rentang waktu yang cukup panjang, yakni: Keramik Cina dari masa Dinasti Song Utara (abad X); keramik Cina dari masa Dinasti Song Utara (abad XI - XII).
Keramik Cina dari masa Dinasti Song Selatan (abad XII – 13); Keramik Cina dari masa Dinasti Yuan (abad XIII – XIV); Keramik Cina dari masa Dinasti Ming (abad XVII); dan keramik Cina dari masa Dinasti Qing (abad XIX - XX).
Berdasarkan tungku pembakaran (Kiln) dari keramik Cina yang ada berasal dari 5 (lima) wilayah pembuat keramik yang terkenal di Cina, yakni Jingdenzhen; Zejiang (Longquan); Fujian (Dehua, Zhangzou); Guandong; dan Cizhou.
Sementara satu lainnya berasal dari dapur pembakaran di wilayah Vietnam. Dalam kegiatan kajian Keramologika, khususnya periode abad X-XVI keramik ini merupakan produk dari Cina bagian selatan dan utara yang merupakan komoditi dagang secara global atau secara internasional khususnya pedagang Cina, Arab dan India serta Eropa.
Realita hasil kajian ini menunjukkan masih mininnya informasi tentang keramologika jalur sutra. ”Oleh karena itu Museum Negeri Mpu Tantular mengadakan kajian tentang keramik yang bertujuan mengungkap asal usul, detail dan sejarah keramik,” tambahnya.
Secara akademik hasil kajian ini akan memberikan informasi ilmiah yang memadai tentang jaringan perdagangan keramik di abad X – XV, yang melibatkan Jawa sebagai salah satu pusat kekuasaan, manusia dan pasar komoditas. (sa)