JATIMPOS.CO/SURABAYA – Berakhir sudah, Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021, Jumat (15/10/2021). Dari klasemen akhir perolehan medali, kontingen Jawa Timur (Jatim) menempati peringkat ketiga dengan perolehan 110 medali emas, 89 medali perak dan 88 medali perunggu.

Juara umum berhasil disabet kontingen Jawa Barat dengan perolehan 133 medali emas, 105 medali perak, dan 115 perunggu. Peringkat kedua diraih oleh DKI Jakarta dengan perolehan 110 medali emas, 91 medali perak, dan 100 medali perunggu. Sedangkan Jawa Timur di peringkat ketiga dengan koleksi 110 medali emas, 89 perak dan 88 perunggu.

Jatim sempat menggungguli DKI Jakarta yang berada di urutan ketiga, namun pada hari terakhir perebutan medali, DKI Jakarta kembali menyalip Jawa Timur di peringkat kedua.

Sebenarnya, kedua kontingen sama-sama menyabet 110 medali emas. Hanya saja medali perak dan perunggu DKI lebih banyak dibanding Jatim.

Capaian Jawa Timur tersebut meleset dari target karena PON XX Papua 2021 diharapkan bisa keluar sebagai juara umum dengan 136 medali emas.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengaku tetap puas atas capaian juara tiga di PON Papua. Sebab, perolehan 110 medali emas Jatim, sama besarnya dengan runner up DKI Jakarta.

"Saya puas. Jumlah emasnya sama dengan DKI, yakni 110 emas. Kita hanya kalah di perak saja," ungkap Khofifah, di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (15/10/2021).

Klasemen akhir perolehan medali PON XX Papua 2021.

---------------------------------------

Gubernur Khofifah menilai, capaian kontingen Jatim di peringkat tiga di PON XX Papua merupakan hasil kerja keras para atlet dan ofisial yang tetap harus disyukuri.

"Meski kita belum mencapai target, saya tetap bangga atas seluruh kerja keras dan usaha para atlet dan pelatih kontingen PON Jawa Timur," ujar Khofifah

Khofifah menilai, tidak tercapainya target menjadi juara umum bukan karena kemampuan atlet Jatim kalah dengan provinsi lain, namun karena ada enam cabang olahraga (cabor) yang ditiadakan pada PON kali ini. Padahal kualitas atlet Jatim dari enam cabor itu cukup menjanjikan.

“Dari hitung-hitungan, enam cabor yang ditiadakan kita bisa mendapatkan 36 medali emas, ada bowling, bridge, dan tenis meja yang ditiadakan,” katanya.

Khofifah meyakini, jika enam cabor yang ditiadakan pada PON Papua tersebut tetap dipertandingkan, maka kontingen Jatim mampu menjadi juara umum.

"Tapi kita akan tetap mengikuti pada semua keputusan itu, ada enam cabor yang ditiadakan, ya kita ikut saja, karena itu sudah keputusan secara nasional," imbuhnya.

Khofifah menegaskan bahwa misi yang dipesankan kepada kontingen Jatim pada gelaran PON Papua adalah membawa persaudaraan dan persahabatan. Menurutnya, hal itu lebih penting untuk membangun persaudaraan antara Jatim dan Papua.

"Saya menyampaikan terima kasih, ada mungkin 14 cabor di mana kita juara umum. Tapi nanti tolong dicek ulang ke KONI, kemudian ada belasan lagi yang kita pecah rekor. Jadi tetap menurut saya mereka berjuang luar biasa," tandasnya.

Sementara itu, Ketua Harian Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jatim M. Nabil mengatakan, pihaknya tetap bersyukur dengan capaian para atlet saat ini. Apalagi persiapan menuju PON XX Papua terganggu karena adanya pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia.

“Kami bersyukur dengan persiapan seperti yang kita rasakan bersama kemarin di Surabaya dan Jatim, bahwa kita masih bisa memberikan hasil yang maksimal. Kita waktu itu terjadi ke khawatiran karena (intensitas) latihan jelas-jelas sudah terkurangi. Dan, kami kesulitan mengukur kekuatan lawan. Karena tidak ada even di semua cabor,” jelas Nabil.

Memang diakui ada beberapa cabor yang targetnya lepas. Antara lain yudo, tarung drajat, dan biliar yang tampil di kluster Mimika. Juga cabor lain yang tampil di kluster Jayapura. Namun ada pula yang melebihi target, seperti selam, wushu, panahan, dan panjat tebing.

Untuk itu, lanjut Nabil, setelah ini akan dilakukan evaluasi secara menyeluruh, mengapa kok Jatim sampai gagal mencapai target juara umum di PON XX Papua. (yus)