JATIMPOS.CO/SUMENEP - Demi menjaga sapi khas Madura, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menjadikan beberapa wilayah sebagai sumber bibit pengembangan pemurnian galur sapi Madura.
Sapi Madura merupakan salah satu komoditas ternak yang sudah sangat dekat dengan kehidupan masyarakat, baik dari sisi sosial, ekonomi, dan budaya. Seperti kontes sapi sonok dan karapan sapi.
“Keberadaan sapi Madura yang merupakan plasma nutfah selama ini masih dikelola secara tradisional, padahal potensinya sangat luar biasa,” kata Kepala DKPP Sumenep, Arif Firmanto.
Ia menyebutkan, sapi Madura bisa bertahan terhadap iklim ekstrem dan tahan serangan penyakit serta mampu beradaptasi di wilayah Madura.
Menurutnya sapi ini dapat merespon baik pada perbaikan pakan serta tahan terhadap pakan yang kandungan seratnya tinggi.
Hanya saja, lanjut Arif, kemurnian sapi Madura seolah tidak menjadi tren bagi masyarakat karena memilih sapi non lokal. Kebanyakan saat ini masyarakat memilih sapi persilangan karena postur tubuh yang cenderung besar.
“Hal ini menjadi kekhawatiran kita akan keberlangsungan pelestarian plasma nutfah sapi Madura tersebut,” jelas Arif.
Sebab itu, saat ini pihaknya memilih beberapa wilayah diantaranya Guluk- Guluk, Ganding, Lenteng dan Pasongsongan dalam satu sebutan, yaitu ‘Lu Ganteng Pa’.
Nantinya menjadi sumber bibit untuk pengembangan pemurnian galur sapi Madura yang dikelola secara modern. Dimana, pemilihan empat Kecamatan tersebut didukung oleh jumlah populasi sapi Madura yang cukup besar. Sehingga pelestrarian sapi Madura akan berkelanjutan.
“Nantinya para peternak dapat memperoleh bibit Sapi Madura yang berkualitas, sehingga menghasilkan ternak sapi Madura yang berproduktivitas tinggi dan menjadikan Kabupaten Sumenep sebagai daerah penghasil ternak sapi Madura unggul,” ujarnya. (dam)