JATIMPOS.CO, KABUPATEN JEMBER - Setelah melalui serangkaian perjuangan panjang dan melelahkan, Pemerintah Kabupaten Jember, akhirnya melakukan penerbangan komersial pertama dari Bandara Notohadinegoro Jember menuju Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, Selasa (23/9/2025).
Bupati Jember, Muhammad Fawait, menegaskan bahwa penerbangan ini lebih dari sekadar moda transportasi masyarakat dari dan menuju Kabupaten Jember, melainkan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di Jember.
Bupati Fawait dalam konfrensi persnya menyampaikan bahwa konektivitas udara ini menjadi solusi atas keterbatasan infrastruktur Jember, yang saat ini tidak memiliki jalan tol dan pelabuhan yang aktif.
"Jember tidak terhubung dengan tol, pelabuhan enggak ada, bandara enggak hidup. Maka saya bersama seluruh pihak bekerja sama dan ini hasilnya Bandara akhirnya beroperasi kembali," ujar Gus Fawait sapaan akrab Bupati Jember.
Penerbangan perdana ini menggunakan pesawat jenis ATR-720, dengan kapasitas sekitar 70 penumpang, dan dijadwalkan beroperasi setiap hari Selasa dan Kamis. Dan harga tiket dibanderol sekitar 1,3 juta Rupiah, menjadikannya salah satu opsi penerbangan termurah untuk rute Jember-Jakarta.
Gus Fawait menambahkan bahwa, tujuan utama dari dibukanya kembali rute penerbangan ini adalah untuk mendorong peningkatan investasi, pariwisata, dan akhirnya kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Jember.
"Tujuan utamanya adalah pertumbuhan ekonomi, peningkatan investasi, pariwisata sehingga tujuan akhirnya adalah pengentasan kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat Jember," tambahnya.
Di momen itu Gus Fawait menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung terwujudnya penerbangan ini, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), lembaga vertikal, hingga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jember.
Oky Rianayu Anjani, yang menjabat sebagai Deputi Komersial Officer Fly Jaya, memberikan data terkait okupansi penumpang pada penerbangan inaugural. Untuk rute Jakarta-Jember, tercatat 21 penumpang yang menggunakan layanan tersebut, sementara arah sebaliknya dari Jember menuju Jakarta dimanfaatkan oleh 58 penumpang.
"Pesawat ATR 72 yang kami operasikan memiliki kapasitas maksimal 70 kursi untuk penumpang regular," ungkap Anjani.
Meski sempat dikritik oleh beberapa masyarakat, akibat penerbangan Jember-Jakarata tertunda dua kali. Gus Fawait menganggapnya sebagai bentuk dukungan dan cinta dalam wujud yang lain. Dan rute penerbangan Halim-Jember ini merupakan sejarah baru bagi Kabupaten Jember. (Ari)