JATIMPOS.CO//KAB. JEMBER – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember mengadakan Forum Group Discussion (FGD) dengan 150 kepala sekolah dan guru di Aula Dinas Pendidikan Kabupaten Jember, Kamis (21/11/2024).
Kegiatan ini bertujuan memperkuat Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di Kabupaten Jember sekaligus merintis pembentukan Sekretariat Bersama (Sekber) SPAB.
Acara dibuka oleh Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Jember, Arief Tyahyono, yang mewakili Pjs. Bupati Jember. Turut hadir Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kabupaten Jember dan Lumajang, serta perwakilan dari Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Jember.
Pj. Sekda Arief Tyahyono menyampaikan bahwa Kabupaten Jember merupakan daerah yang rawan bencana. Oleh karena itu, inisiatif seperti SPAB sangat penting untuk memastikan kesiapan menghadapi bencana, khususnya di lingkungan pendidikan.
“Semua potensi bencana ada di Jember. Kita pernah mengalami banjir bandang hingga tsunami. Dengan FGD ini, kita berharap agar sekolah-sekolah tidak gagap menghadapi bencana,” ujar Arief.
"Selanjutnya akan dibentuk Sekber SPAB (Sekretariat Bersama Satuan Pendidikan Aman Bencana) di Kabupaten Jember. Agar nantinya ketika ada bencana, pendidikan di Kabupaten Jember tidak terhenti," imbuhnya.
Sementara, Hadi Mulyono menjabarkan bahwa SPAB ada kaitan erat dengan Sekolah Ramah Anak untuk mendukung Jember menjadi Kabupaten Layak Anak (KLA) tingkat Utama.
“Anak wajib mendapatkan hak Pendidikan, keamanan dan lainnya. Untuk mewujudkan itu di lingkup terkecil, yaitu di sekolah, anak wajib mendapatkan rasa aman dari bencana. Lebih dari itu ia juga wajib menikmati sekolah ramah anak sehingga di tingkat yang lebih luas anak tinggal di kabupaten yang layak anak,” ulas Hadi Mulyono.
Hal tersebut sudah diamanatkan oleh pemerintah pusat. Bahkan di Kabupaten Jember sudah ada Perda (Peraturan Daerah) yang mengatur tentang hal itu. Ke depan, kata Hadi Mulyono, setiap sekolah akan dilatih dan dibina menjadi SPAB, dengan tanda sertifikat dari BPBD Kabupaten Jember.
Masih di tempat yang sama, di aula Dispendik Jember, Kalaksa (Kepala Pelaksana) BPBD Kabupaten Jember Widodo menjelaskan seputar SPAB.
“Ada tiga pilar yang difokuskan. Pertama gedung sekolah, kedua anak didik dan ketiga adalah orang tua atau wali murid,” ujar Widodo.
Lebih lanjut Widodo menjabarkan, sejak usai dini harus diajarkan arti bencana dan bagaimana cara menanggulanginya.
"Sehingga jangka panjang mereka sudah paham. Tidak jarang, seorang anak yang pernah mendapat edukasi tentang kebencanaan lebih sigap ketimbang orang dewasa," imbuhnya.
Widodo menyebutkan juga pihaknya telah beberapa kali melakukan edukasi kebencanaan di beberapa sekolah, baik atas program BPBD atau inisiatif dari sekolah.
"Disana diajarkan bagaimana harus bertindak saat terjadi gempa, kemana harus berlindung, dengan siapa harus meminta pertolongan dan sebagainya. Edukasi itu juga disertai simulasi dengan melibatkan Forkopimcam, puskesmas, dan masyarakat," tutupnya.
Sebagai informasi, Dinas Pendidikan Kabupaten Jember membawahi sekolah-sekolah tingkat PAUD, TK, SD, dan SMP. Kantor Kemenag mengelola sekolah MI, MTs, dan MA, sedangkan Cabang Dinas Pendidikan Jawa Timur mengawasi SMA dan SMK, baik negeri maupun swasta. Total jumlah sekolah di bawah Dinas Pendidikan Kabupaten Jember mencapai 3.137 unit, dengan jumlah siswa sekitar 376.000 orang.(ari)