JATIMPOS.CO/TUBAN – Ma’had Bahrul Huda SMP Bina Anak Sholeh (BAS) Tuban menggelar ragam kegiatan menuju satu dekade. Istighosah kubro, gema sholawat, pengajian akbar, dan santunan yatim piatu.

Disamping itu lomba Da’i tingkat Jawa Timur, Musabaqah Hifdzil Qur’an tingkat Jawa Timur, lomba basket, futsal dan lomba short movie. Ada juga, festival tongklek, bazar dan pasar rakyat serta kirab ta’aruf. Pada puncak acara, Senin,15 Agustus 2022  mendatang diramaikan gema sholawat dan pengajian akbar oleh Gus Azmi Askandar dan Gus Muwafiq di komplek SMP BAS, Jalan Letda Sujipto.

Demikian ini disampaikan Ketua Yayasan Bahrul Huda dan LPI BAS Tuban, Muhammad Rowi, dalam rangka dasawarsa perjalanan sekolah  BAS dan memperingati HUT RI 77, Jum’at (12/8).

“Peringatan satu Dasawarsa Ma’had Bahrul Huda SMP Bina Anak Sholeh ini kurang lebih ada 13 cabang kegiatan perlombaan yang kita awali dengan santunan 300 anak yatim difokuskan di Kecamatan Singgahan,” jelas Muhammad Rowi.

Lebih lanjut pihaknya menyampaikan, kegiatan spektakuler ini tak lain lantaran rasa syukur bahwa pondok dan sekolah BAS selama 10 tahun terakhir menjadi pilihan masyarakat. Tidak hanya masyarakat Kabupaten Tuban melainkan juga dari luar kabupaten. Bahkan, juga luar Provinsi dan luar pulau banyak yang mengenyam pendidikan di sini.

“Ini bentuk rasa syukur kita, lantaran pondok dan sekolah BAS selama 10 tahun terakhir ini berjalan baik dan lancar serta menjadi pilihan masyarakat,” tuturnya.

Dikatakannya, adanya bazar pasar murah yang diikuti kurang lebih 40 stand UMKM ini bisa memberikan pelajaran kepada santri-santri untuk memiliki jiwa enterpreneur. Lantaran jiwa enterpreneur itu sangat penting, seperti apa yang diajarkan dalam Ma’had Bahrul Huda setiap harinya.

“Jiwa entrepreneur itu penting, seperti apa yang kita terapkan di Ma’had kita, karena di Ma’had ada tiga karakter yang dibiasakan yaitu karakter para wali, enterpreneur dan karakter disiplin,” tuturnya.

Sementara itu, pengasuh Yayasan Bahrul Huda, KH. Fathul Huda berpesan kepada para santri agar menjadi anak yang multi fungsi. Terutama, di era perkembangan zaman, selain itu juga diharapkan para santri memiliki karakter.

“Saya pesan kepada orang tua santri dan para santri, semua sistem -sistem yang telah diajarkan di pondok itu harus dikawal. Kita tak punya arti apa-apa kalau sendirian, jadi yayasan, wali santri dan para santri harus bersinergi,” pesannya. (min)