JATIMPOS.CO/KABUPATEN MADIUN – Pemerintah Kabupaten Madiun menyiapkan sejumlah langkah untuk merespons anjloknya harga tomat yang dikeluhkan petani di Kecamatan Kare. Bupati Madiun, Hari Wuryanto, menegaskan pemantauan harga komoditas menjadi prioritas agar petani tidak semakin merugi.
Berdasarkan data pemerintah daerah, harga tomat di tingkat produsen saat ini hanya berkisar Rp2.200 – Rp2.500 per kilogram, sedangkan di tingkat konsumen mencapai Rp4.375 per kilogram. “Setiap minggu harga komoditas kita pantau. Ini bukan hanya untuk melindungi petani, tetapi juga mengantisipasi laju inflasi daerah,” kata Hari Wuryanto di kantornya, Jumat (3/10/2025).
Hari Wur mengakui ada keterlambatan serapan hasil panen beberapa waktu lalu. Untuk itu, pemerintah daerah menggandeng Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) dalam memperluas penyerapan hasil pertanian. “Ke depan mekanisme serapan akan lebih terkoordinasi dengan dinas terkait. Kami ingin petani tidak terus-menerus merugi,” ujarnya.
Selain solusi jangka pendek, Pemkab Madiun merancang sejumlah program lanjutan. Antara lain pembangunan pasar hortikultura sebagai pusat pemasaran sekaligus destinasi wisata, kerja sama dengan koperasi desa merah putih untuk memperluas distribusi, serta penyediaan tempat penyimpanan modern agar produk hortikultura lebih tahan lama.
Menurutnya, komunikasi antara petani dan pemerintah perlu diperkuat agar masalah di lapangan cepat teratasi. Ia menekankan pentingnya akurasi informasi untuk mencegah salah persepsi. “Komunikasi yang jelas lebih diutamakan, jangan sampai menelan informasi dari sepihak,” katanya.
Dinas Pertanian Kabupaten Madiun juga diminta melakukan pemetaan potensi lahan sesuai kebutuhan pasar. Penyuluh pertanian lapangan akan diarahkan untuk memberi bimbingan mengenai pola tanam yang sesuai dengan kondisi lahan dan permintaan pasar. “Dengan pemetaan ini, supply and demand lebih terjaga sehingga petani tidak lagi menanam berlebihan tanpa memperhatikan pasar,” ujar Hari Wur.
Sebelumnya, sejumlah petani tomat di Kecamatan Kare mengeluhkan harga jual yang tidak sebanding dengan biaya produksi. Mereka bahkan sempat mengancam menggelar aksi ke pendopo kabupaten. Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, turut meninjau lahan tomat di Kare pada 26 September lalu. (jum).