JATIMPOS.CO/JOMBANG – Sambung Dini Bibit Durian di Jombang memecahkan rekor MURI (Museum Rekor Indonesia). Acara yang digagas Fakultas Pertanian Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) bekerjasama dengan Pesantren Bhakti Bapak Emak dan Pemkab Jombang.
Ada 2.024 bibit durian yang disiapkan dalam kegiatan sambung bibit durian lokal Wonosalam ini.
Bertempat di pesantren, Rektor UWKS, Prof Dr dr Widodo Ario Kentjono mengatakan pemecahan rekor MURI sambung dini bibit durian adalah prestasi dari Fakultas Pertanian Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
"Saya sungguh mengapresiasi acara ini, kerjasama Fakultas Pertanian Wijaya Kusuma Surabaya dengan Pesantren Bhakti Bapak Emak dan Pemkab Jombang. Hal ini menunjukkan kualitas UWKS yang terus meningkat dan ini adalah rekor MURI yang ke-10," ungkap Prof. Widodo, Rabu (29/5/2024).
Ia mengungkapkan bahan dasar untuk membuat bibit durian Bido diperoleh dari masyarakat Jombang yang dikelola oleh mahasiswa Fakultas Pertanian UWKS bersama santri-santriwati Pesantren Bhakti Bapak Emak.
Menurutnya, bibit durian Bido Wonosalam tergolong langka dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat setempat. Diperkirakan bibit durian lokal dengan teknik sambung dini dapat berbuah sekitar tiga tahun HST (Hari Setelah Tanam).
"Bibit (durian bido) yang langka dan sangat bermanfaat untuk masyarakat sini. Teknik ini sangat cepat berbuah sekitar tiga tahun. Dari bibit ini, berapa ratus ton nanti yang diproduksi," bebernya.
Ribuan bibit itu akan ditanam sebagai upaya Pelestarian Plasma Nutfah In-situ, terutama di Wonosalam, kawasan Gunung Anjasmoro sekitar 600 Mdpl.
Dengan mengembangkan varietas unggul Durian Bido asli Wonosalam yang tersohor sebagai buah durian paling lezat, maka akan mendorong kemajuan Agrowisata di Wonosalam. Sehingga, dampaknya dapat dirasakan masyarakat secara luas, meningkatkan perekonomian dan menambah PAD di sektor pariwisata.
Sementara Pj Bupati Jombang, Sugiat, mendukung penuh pemecahan rekor MURI. Ini sebagai upaya melestarikan varietas unggul Durian Bido asli Wonosalam. Dengan adanya penyambungan bibit 2.024, memerlukan lahan seluas 15 hektare.
Pemkab Jombang telah menyiapkan lahan untuk menanam seluruh bibit unggul Durian Bido di Perkebunan Panglungan Wonosalam, yang luasnya 98 hektare. Bibit Durian Bido hasil pengembangan Fakultas Pertanian UWKS juga dapat ditempatkan di kebun milik petani, termasuk di sekitar Pesantren Bhakti Bapak Emak.
"Kita sudah siapakan, kalau perlu lebih dari itu. Durian Bido adalah produk unggulan dan akan terus kita kembangkan dengan Bangga Produk Lokal Jombang yang sudah saya mulai dengan kopi Wonosalam," paparnya.
Target ke depan, pemda secara konsisten mengembangkan durian bido yang dapat meningkatkan perekonomian warga di Wonosalam dan pariwisata. Infrastruktur juga akan ditingkatkan untuk mendukung dan mengembangkan pariwisata di Wonosalam.
"Terus terang Wonosalam ini perlu dikembangkan, belum optimal. Salah satunya dengan memperkenalkan produk-produk lokal. Otomatis wisatawan lokal, bahkan luar negeri mencari durian lezat dan kopi yang enak ya di Wonosalam," ucap Sugiat.
Ia berharap dengan diraihnya rekor MURI ke depan memperbanyak varietas unggul. Seperti durian kopi, alpukat, manggis bahkan susu sapi Wonosalam.
Perwakilan MURI, Sri Widayati menyatakan rekor ini resmi tercatat di MURI. Dibuktikan dengan piagam penghargaan MURI nomor 11649/R.MURI.V/2024, dianugerahkan kepada Fakultas Pertanian Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Pemkab Jombang dan Pesantren Bhakti Bapak Emak. (her)