JATIMPOS.CO/LAMONGAN - Akibat cuaca ekstrim, nelayan pantura Lamongan memilih untuk tidak melakukan aktifitas dan hanya menyandarkan perahu miliknya ditempat sandar.

Khoirul Fatah salah satu nelayan harian Desa Paciran Lamongan mengatakan, para nelayan pantura Lamongan satu Minggu terakhir dilanda cuaca ekstrim dengan ketinggian ombak 2 sampai 3 meter, yang menyebabkan perahu yang berukuran dibawah 5 GT tenggelam di tempat sandar. 

Fatah mengungkapkan kejadian ini terjadi kemarin malam dikarenakan adanya angin kencang hingga gulungan ombak dahsyat yang terjadi hampir seminggu terakhir sehingga menyebabkan nelayan harus menjaga perahunya siang malam untuk memastikan perahunya selamat dan tidak tabrakan satu sama lain di tempat sandar nya.

"Dalam situasi dan kondisi seperti ini masyarakat nelayan utamanya nelayan kecil tidak bisa melaut dan ini menyebabkan sulitnya memenuhi kebutuhan harian mereka," kata Khoirul fatah nelayan harian desa Paciran Lamongan, Selasa (27/12/2022). 

Lebih lanjut Fatah menjelaskan tahun ini cuacanya lebih ekstrim dibandingkan tahun kemarin, ombaknya melampaui break water yang mengelilingi tempat sandar mereka sehingga perahu banyak yang rusak bahkan tenggelam karena hantaman ombak dan angin kencang. 

Terpisah Ketua Rukun Nelayan Desa Paciran Muchlisin Amar ketika dikonfirmasi membenarkan apa yang disampaikan para nelayan dengan kondisi saat ini yang terjadi cuaca ekstrim di perairan laut utara. 

"Kita cukup prihatin dengan kondisi nelayan seminggu terakhir ini, dan saya berharap semoga situasi dan kondisi saat ini segera pulih agar nelayan bisa melaut kembali dan mampu membiayai kebutuhan keluarganya secara normal," ujar Muchlisin. 

Lebih dari itu, Muchlisin Amar mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu nelayan desa Paciran utamanya HNSI dalam menghadapi situasi sulit seperti ini,” ujarnya.

Sementara itu Ketua HNSI Cabang Lamongan Sukri mengatakan, HNSI akan terus melakukan berbagai upaya konkrit untuk bisa membantu nelayan.

"HNSI bersama Pemkab Lamongan serta berbagai pihak kita ajak bersama sama saling membantu, pembagian sembako, pengobatan gratis dan perlindungan nelayan dengan BPJS ketenagakerjaan dan yang lainya," ungkap Sukri. 

Namun demikian selaku Ketua HNSI, ia menyampaikan yang namanya bantuan tidak pernah bisa memenuhi semua anggota nelayan. Untuk itu, pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin bisa membantu para nelayan. 

"Karena jumlah nelayan lebih kurang 21 ribu dengan jumlah kapal 4 700 dan oleh karena itu seluruh jajaran pengurus HNSI menyampaikan mohon maaf yang sebesar besarnya jika belum bisa memberikan bantuan kepada seluruh nelayan," ujarnya. (bis)