JATIMPOS.CO/SIDOARJO – Bupati Sidoarjo Ahmad Mudhlor membuka kegiatan Ngaji Jurnalistik Santri pondok pesantren yang digelar oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sidoarjo, Rabu (28/9) kemarin di pendopo delta wibawa.

Sebanyak 75 santri dari berbagai Ponpes di Sidoarjo ikut andil dalam Ngaji Jurnalistik Santri tersebut. Pasalnya ini merupakan program PWI Sidoarjo agar ilmu jurnalistik dapat dimiliki para santri Ponpes di Sidoarjo. Kamis (29/9/2022).

Hadir juga dalam gelaran acara PWI Sidoarjo yang bertajuk penguatan literasi media di lingkungan pesantren tersebut yakni Plt Kepala Dinas Kominfo Sidoarjo Didik Tri Wahyudi bersama stafnya.

Disampaikan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor, peran santri selama ini masih dipandang terbatas dalam mewarnai dunia informasi terutama informasi digital.

Selain itu, masyarakat juga masih memandang sebelah mata tentang pesantren. Hanya beberapa pondok pesantren saja yang mampu mengejar ketertinggalan di dunia digital.

“Kenapa fenomena itu bisa terjadi? Karena pondok pesantren kurang menekuni ilmu jurnalistik,” katanya.

Ia mencontohkan, ketika ada pondok prestasinya nomor satu di Asia, tapi tidak jadi berita nasional. Pasalnya dari Ponpes sendiri yang tidak mempunyai kemampuan jurnalistik dan tidak bisa membrandingnya.

Pihaknya berharap, para santri memiliki bekal ilmu jurnalistik dan dapat membranding kegiatan positif di pesantren. Selain itu, dengan memiliki bekal ilmu menulis, para satri bisa menebarkan informasi positif di media sosial.

“Pondok pesantren ini menarik dan unik. Tapi kalau kemudian orang-orang di dalam pesantren tidak kreatif, ya wassalam. Pondok pesantren sekarang membutuhkan  keahlian ilmu jurnalistik. Era sekarang ini harus dikuasai ilmu menulis itu,“ terangnya.

Sementara Ketua PWI Sidoarjo Mustain mengatakan, ngaji jurnalistik santri ini merupakan salah satu program kerja PWI Sidoarjo tahun 2022. Kegiatan ini melibatkan belasan pondok pesantren. Jumlah santri yang mengikuti sebanyak 75 santri.

Mustain menyebut, ngaji jurnalistik ini akan didampingi oleh narasumber yang kompeten di bidangnya. Semuanya para jurnalis PWI yang memiliki sertifikasi Uji Kompetensi Wartawan (UKW) dewan pers.

Lebih lanjut Mustain yang juga masih aktif sebagai wartawan Harian Bangsa tersebut menyampaikan, para santri agar semakin melek media.

Sehingga nantinya bisa memahami dan berminat belajar jurnalistik yang pada akhirnya memiliki skill menulis berlandaskan ilmu jurnalistik.

"Harapannya nanti bisa tumbuh bibit – bibit wartawan berlatar belakang santri dari pesantren,” pungkasnya. (zal)