JATIMPOS.CO//SURABAYA- Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) Online, Paperless Digital Signing dan E-EValuasi APBD Kabupaten/Kota yang merupakan aplikasi pertama di Indonesia, dilaunching Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Grahadi Surabaya, Rabu (6/11).
SP2D Online Paperless Diginal Signing adalah Surat Perintah Pencairan Dana yang diterbitkan oleh Bendahara Umum Daerah (BUD). Langkah pertama, Pengguna Anggaran (PA) mengirimkan dokumen Surat Perintah Membayar (SPM) dan kelengkapan secara elektronik.
Kemudian verifikasi dokumen elektronik dan penerbitan SP2D oleh Ketua BUD. Lalu otentikasi token tandatangan digital pada SP2D oleh sistem iONTENTIK BPPT. Dan barulah Bank Jatim mencairkan dana sesuai nominal dan rekening tujuan pada dokumen SP2D yang sudah terverifikasi tersebut.
Gubernur Khofifah mengaku memiliki harapan atas program ini. Dia bermimpi ingin mewujudkan seluruh Jatim bisa terkoneksi, dan diakses secara real time."Kita kepingin Jatim connect, tapi kan disisir-sisir gitu. Mana yang memungkinkan untuk kita bangun transparansi dan bisa diakses real time. Antara lain adalah aplikasi SP2D Online, Paperless, Digital signing dan E-Valuasi APBD Kabupaten atau Kota," kata Khofifah.
Khofifah ingin mewujudkan seluruh Jatim bisa terkoneksi dan diakses secara real time. Dengan pemanfaatan teknologi, menurutnya hal ini perlahan bisa diwujudkan.
"Kita berharap bahwa koneksitas di antara perencanaan dan penganggaran, e-planning dan e-budgeting secara regional Provinsi Jawa Timur bisa kita lakukan," imbuh Khofifah.
Selain itu, Khofifah menyebut ada 14 dari 38 kabupaten dan kota yang telah memanfaatkan hal ini. Dia mengatakan, tinggal 24 kabupaten dan kota yang diarahkan untuk menggunakan aplikasi ini.
"Hari ini baru 14 kabupaten kota yang sudah terintegrasi antara planning dan e-budgeting. Jadi masih ada PR (pekerjaan rumah) 24 lagi. Kita berpikirnya regional, karena memang secara APBD Jawa Timur ini 38 kabupaten kota sehingga terbesar di Indonesia. Sehingga presisi, akurasi dan akuntability dari perencanaan dan penganggaran ini akan terus disiapkan," paparnya.
Melalui program tersebut, Khofifah berharap bahwa koneksitas di antara perencanaan dan penganggaran, e-planning dan e-budgeting secara regional provinsi Jatim bisa kita lakukan. Hingga kini ada 14 dari 38 kabupaten/kota di Jatim telah memanfaatkan hal ini, sementara sisanya masih belum menggunakan.
Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah Kemendagri Syarifuddin dalam sambutannya yang dibacakan oleh direktur perencanaan anggran mengatakan, bahwa Pemprov Jatim merupakan provinsi pertama yang mengimplementasikan Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD) yang terintegrasi.
Integrasi ini mencakup mulai perencanaan, penganggaran hingga evaluasinya. Bahkan, dirinya menyebut bahwa Pemprov Jatim selangkah lebih cepat dari pemerintah pusat.
"Pemprov Jatim adalah provinsi pertama yang melaksanakan SIPD terintegrasi, bahkan lebih dulu dari kami. Karenanya kami memberikan penghargaan setinggi-tingginya pada Pemprov Jatim," ungkapnya.
Menurut Syarifuddin, dalam implementasi percepatan ini terdapat peran kepala daerah selaku wakil pemerintah pusat. Khususnya dalam hal penyusunan dan pengawalan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sejak awal.
“Apa yang telah dilaksanakan oleh Pemprov Jatim ini bisa menjadi role model di daerah-daerah lainnya,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Jatim, Jumadi, mengatakan ada beberapa keunggulan aplikasi ini. Misalnya saja lebih efektif dan efisien. "Di pengelolaan keuangan daerah kan tidak hanya penganggaran, tapi juga ada perbendaharaan," beber Jumadi.
Perbendaharaan ini lanjut Jumadi, selama ini otorisasi dan pencairan itu dilakukan secara konvensional, sehingga pihaknya melakukan langkah-langkah untuk efektif dan efisien. Oleh karena itu dengan sistem SP2D online ini yang paperless, digital signing, kita mendesain untuk kecepatan untuk transparansi. Kelebihannya juga bisa dilakukan dimanapun.
"Tidak hanya di kantor. Misalnya kepala OPDnya sedang bepergian ke Jakarta, tetap bisa melakukan lewat smartphonenya. Ini nilai kelebihan dari aplikasi ini," pungkas Jumadi. (sa)