JATIMPOS.CO/SURABAYA – Gubernur Jawa Timur sekaligus Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Keluarga Alumni Universitas Airlangga (IKA UNAIR) Khofifah Indar Parawansa membuka secara resmi sekaligus memberangkatkan parade defile dalam rangka Dies Natalis Universitas Airlangga (UNAIR) ke-71 dan 112 Tahun Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran (FK) UNAIR Surabaya, Minggu (9/11).
Dengan mengusung tema “Fit for Life: The Science of Sport Medicine”, kegiatan parade defile tahun 2025 ini diikuti 59 angkatan alumni FK UNAIR (angkatan 1960–2018) dan 28 departemen spesialis. Ribuan peserta tampil penuh semangat dengan kostum berwarna-warni sesuai identitas angkatan, disertai yel-yel dan kreasi seni yang mencerminkan semangat kekeluargaan khas Ksatria Airlangga.
Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah menyampaikan bahwa defile ini bukan sekadar ajang seremonial, melainkan perayaan atas perjalanan panjang, dedikasi, dan kontribusi nyata FK UNAIR selama lebih dari satu abad dalam membangun dunia medis Indonesia.
“Saya rasa kita akan segera mengikuti indahnya Defile dari keluarga besar FK UNAIR. Alhamdulillah hari ini hadir juga alumni senior FK UNAIR dari angkatan sebelum 1963-1964. Walaupun ada para alumni cukup senior tapi tidak menggoyahkan semangat Bapak Ibu untuk hadir dan ikut berkontribusi,” ujarnya.
“Oleh karena itu, kami menyampaikan selamat sukses kepada FK UNAIR yang sebetulnya sudah berusia 112 tahun yang sudah melahirkan puluhan ribu tenaga medis yang melayani kesehatan masyarakat,” lanjutnya.
Gubernur Khofifah juga mengapresiasi peran FK UNAIR yang telah melahirkan puluhan ribu tenaga medis unggul yang berkiprah di berbagai daerah di Indonesia bahkan di luar negeri.
“Terima kasih kepada FK UNAIR yang sudah banyak melahirkan generasi dokter FK UNAIR yang insya Allah sudah memberikan manfaat nyata bagi masyarakat khususnya dunia medis Indonesia,” ungkapnya.
Lebih lanjut disampaikan Gubernur Khofifah juga mengajak memperkuat pengabdian dan kolaborasi mewujudkan Indonesia Sehat menuju Indonesia Emas 2045. Salah satunya dengan melakukan kolaborasi strategis antara FK UNAIR dengan RSUD Dr. Soetomo serta institusi kesehatan lainnya, dalam mendukung agenda kesehatan nasional menuju Indonesia Sehat dan Indonesia Emas 2045.
“Dengan penguatan dari FK UNAIR dan _partnership_ terutama dengan RS Soetomo yang selama ini terbangun dengan sangat baik,” pungkasnya.
Gubernur Khofifah juga menegaskan rasa bangga terhadap almamater UNAIR yang telah membentuk banyak figur profesional dan pemimpin bangsa.
“UNAIR telah membesarkan kita semua. Sebagai Ksatria Airlangga, kita membawa amanat untuk memberikan dedikasi dan pengabdian terbaik di mana pun berada,” imbuhnya.
“Juga tentu kepada UNAIR yang juga membesarkan kita semua, membesarkan saya untuk bersama-sama membawa amanat sebagai Ksatria Airlangga memberikan dedikasi dan pengabdian di mana saja kita berada,” imbuhnya.
Untuk itu, lewat Dies Natalis ke-71 ini, Khofifah juga menyoroti peran IKA UNAIR yang terus menguat, baik melalui kontribusi di daerah, nasional, maupun pada cabang istimewa di berbagai negara.
“Kami pun sering kali keliling untuk menguatkan pelebaran pengabdian atas nama IKA UNAIR di berbagai provinsi di Indonesia,” tuturnya.
“Mudah-mudahan seluruh ilmu yang didesiminasikan, diintroduksi diberikan oleh para guru besar dan guru-guru kita semua menjadi amal jariyah dan membawa kebahagian di surga nanti,” tegasnya menambahkan.
Sementara itu, Rektor Universitas Airlangga, Prof Muhammad Madyan, menyampaikan bahwa momentum ini tidak hanya merayakan 71 tahun UNAIR. Tetapi juga sejarah penting lahirnya pendidikan kedokteran di Surabaya sejak 112 tahun lalu.
“Hari ini adalah hari yang istimewa. Kita tidak hanya merayakan 71 tahun UNAIR tapi juga 112 tahun sejarah pendidikan kedokteran di Surabaya,” tegasnya.
“Perjalanan yang amat panjang yang telah melahirkan ribuan insan akademik terbaik Indonesia. Melihat defile yang penuh semangat ini, kita seakan menyaksikan kisah panjang tentang pengabdian bagaimana ilmu tumbuh di ruang kuliah, berkembang di rumah sakit dan memberi manfaat bagi masyarakat luas,” lanjutnya
Prof Madyan menambahkan, tidak ada universitas besar tanpa peran alumninya. Alumni bukan hanya bagian dari sejarah tetapi energi masa depan. Di tangan para alumni, nama UNAIR hidup di berbagai penjuru dunia. Ia pun berharap FK UNAIR terus menjadi barometer pengembangan ilmu kedokteran di Indonesia dan dunia.
“Ini adalah momentum panggilan untuk menyatukan langkah antara kampus dan alumni. Saya berhatap Fakultas Kedokteran sebagai salah satu fakultas tertua di UNAIR menjadi barometer perkembangan kedokteran di Indonesia maupun dunia,” pungkasnya.
Turut hadir dalam kegiatan ini Rektor UNAIR Muhammad Madyan, Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Ardianto, Direktur RSUD Dr. Soetomo Cita Rosita Sigit Prakoeswa dan Direktur RS UNAIR Nasronudin. (rl)