JATIMPOS.CO/SURABAYA - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, menyampaikan perkembangan terkini mengenai penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di wilayah Jawa Timur.

Dalam pernyataannya pada Senin (13/1/2025), Adhy menegaskan bahwa upaya penanganan telah berjalan optimal, dengan mayoritas hewan ternak yang terjangkit sedang dalam proses pemulihan.

“Kalau dilihat dari data, total 11.317 hewan ternak tercatat terjangkit PMK. Dari jumlah itu, 70 persen sedang dalam proses pengobatan, 22 persen sudah sembuh, dan sisanya 2,5 persen mati. Kami telah memantau beberapa sentra ternak untuk memastikan pengobatan, vaksinasi, dan pencegahan berjalan sesuai rencana,” ujar Adhy.

Adhy menjelaskan bahwa langkah-langkah strategis telah diambil, termasuk pemeriksaan ketat pada lalu lintas perdagangan sapi dengan syarat minimal satu kali vaksin. Selain itu, operasi di pasar hewan juga terus dilakukan untuk memberikan pengobatan, vaksinasi, dan penyemprotan disinfektan.

“Koperasi susu dan para pemilik sapi di sentra-sentra ternak seperti Malang dan Pasuruan sudah mandiri dalam melakukan pengobatan, pemberian vitamin, dan vaksinasi. Bahkan, stok vaksin untuk enam bulan ke depan sudah tersedia,” jelasnya.

Adhy mengungkapkan bahwa minggu depan Jawa Timur akan menerima tambahan 1,7 juta dosis vaksin PMK dari Kementerian Pertanian.

“Awalnya kami mendapat 1,4 juta dosis, namun berkat dukungan pak Menteri, jumlahnya ditambah menjadi 1,7 juta. Ini luar biasa. Vaksin ini akan segera diberikan kepada sentra-sentra yang masih memiliki kasus aktif,” katanya.

Selain itu, Adhy menyebutkan bahwa proses vaksinasi 25 ribu dosis saat ini sedang berjalan. Pemprov Jatim juga telah membeli 320 ribu dosis vaksin tambahan menggunakan APBD, yang siap didistribusikan dalam waktu dekat.

“Bagi peternak yang ingin mandiri, vaksin juga kami siapkan melalui kerja sama dengan asosiasi,” tambahnya.

Terkait penutupan sementara pasar hewan, Adhy menyebutkan bahwa hingga saat ini ada tiga kabupaten yang telah mengambil langkah tersebut, yakni Tulungagung, Situbondo, dan Ponorogo.

“Penutupan dilakukan atas permintaan warga setempat sebagai langkah preventif. Kami berharap langkah ini bisa membatasi penyebaran PMK tanpa terlalu mengganggu aktivitas ekonomi masyarakat,” tegasnya.(zen)