JATIMPOS.CO/JAKARTA - Isu kesehatan mental beberapa tahun terakhir menjadi perhatian serius banyak pihak. Berdasarkan survei Organisasi Perburuhan Internasional atau International Labour Organization (ILO) pada rentang 2020 hingga 2022 ditemukan fakta bahwa 63% pekerja mengalami gangguan kesehatan mental di tempat kerja. Gangguan kesehatan mental ini perlu ditanggapi serius mengingat berpotensi merugikan perusahaan karena menurunnya produktivitas pekerja.

Isu kesehatan mental juga digarisbawahi Kementerian Kesehatan pada peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2024 pada 10 Oktober 2024 lalu bertema “Saatnya Prioritaskan Kesehatan Mental di Tempat Kerja”.

Sejalan dengan itu, untuk menutup kegiatan peringatan Bulan K3 2025, PRPP menyelenggarakan seminar dengan tajuk Health Talk, Achieving Work-Life Balance, di kantor PRPP Gedung Sopo Del Office Tower Jakarta, Jumat (21/2/2025) pekan lalu.

Sigit Pudyoko, Vice President HSSE Portfolio & New Business PT Pertamina (Persero)  yang didaulat membuka acara dalam sambutannya menyampaikan bahwa banyak hal yang bisa pekerja lakukan dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan mental pekerja dalam rangka mewujudkan work life balance.

“Sebagai upaya untuk menjaga semangat pekerja di bidang mental, ternyata kita bisa belajar dari banyak sumber, bahkan hal yang terlihat sepele seperti penerapan prinsip 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) di kantor ternyata terbukti meningkatkan produktivitas dan kebahagiaan pekerja.” buka Sigit.

Sigit melanjutkan bahwa sejalan dengan kegiatan utama, PRPP saat ini masih fokus di belakang meja atau di perkantoran. maka Perusahaan merasa perlu mengangkat pentingnya kesehatan mental pekerja dalam menjalankan aktivitasnya dalam rangka menyiapkan eksekusi Proyek GRR Tuban.

“Kami menganggap penting sekali untuk memperhatikan aspek work life balance dalam bekerja. Jadi nanti pekerja dapat menyeimbangkan kehidupan bukan hanya memiliki performa baik di kantor tapi juga di kehidupan pribadi,” pungkasnya.

Reizaldi Gustino, Presiden Direktur PRPP, menegaskan kembali komitmen PRPP untuk memastikan aspek K3 di lingkungan perusahaan. Budaya keselamatan kerja tidak dapat langsung hadir secara tiba-tiba melainkan harus dibangun secara berkesinambungan.

Oleh karena itu PRPP walaupun masih dalam tahap pengembangan tetap berupaya sekuat tenaga menerapkan dan menginternalisasi budaya keselamatan kepada para pekerja. Termasuk dalam fase krusial saat ini dimana kita mengupayakan persetujuan FID (Final Investment Decision) yang memerlukan fisik dan mental yang prima.

“Maka seluruh pekerja kami harap dapat menjaga kesehatan fisik dan juga mental untuk memastikan produktivitas tetap terjaga,” sambung Reizaldi.

Efnie Indrianie, praktisi biopsikologi menekankan pentingnya menjaga energi mental karena memengaruhi produktivitas. Kesehatan fisik yang baik akan berbanding lurus dengan kesehatan mental.

Selain Efnie Indrianie, M.Psi turut hadir pula dr. Iwan Rivai, Sp.,Ok spesialis kedokteran okupasi dan dr. Maryam, Sp. GK spesialis gizi sebagai narasumber.

Pada peringatan Bulan K3 Nasional 2025 ini, PRPP menyelenggarakan sejumlah kegiatan antara lain webinar aspek K3 serta kuis dan lomba K3 seperti lomba pengamatan keselamatan, lomba safety talk, kegiatan lainnya. Komitmen implementasi K3 PRPP pun berbuah penghargaan keselamatan migas Patra Nirbhaya Pratama dari Dirjen Migas Kementerian ESDM Indonesia pada tahun 2023 dan 2024. (min)