JATIMPOS.CO/SURABAYA Seorang ibu hamil yang mendekati persalinan tentunya banyak persiapan yang perlu dilakukan. Berikut ini penjelasan dr. David Johan, Sp.OG saat wawancara bersama Doodle Exclusive Baby Care beberapa waktu lalu.

Hal yang pertama perlu dipersiapkan saat mendekati persalinan adalah lokasi persalinan, siapa yang menolong saat persalinan itu yang paling penting dan sudah dipersiapkan sejak kehamilan usia 7 bulan.

Karena ketika tiba-tiba muncul gejala persalinan jika belum mengetahui melahirkan dimana akan butuh waktu yang lama padahal kondisi ini harus segera tertangani.

Menurut dr. David Johan, Sp.OG, supaya tidak kaget, seorang ibu hamil bisa mencari info tentang proses persalinan, baik itu melahirkan normal maupun persalinan caesar. Bagaimana persalinan normal, saat pembukaan, tanda-tanda awal sehingga saat persalinan tidak kaget.

Hal lain yang perlu dipersiapkan adalah tas yang berisi perlengkapan pakaian ibu dan bayi beserta surat-surat penting yang diperlukan saat persalinan. Sehingga saat muncul tanda persalinan tidak panik lagi karena semua sudah dipersiapkan.

“Selain itu seorang ibu hamil juga bisa mengikuti senam hamil, parenting class supaya bisa sharing bersama ibu hamil lainnya. Karena saat ini banyak Rumah Sakit dan provider yang menyediakan layanan senam hamil, parenting class supaya mendapatkan info lebih banyak. Dan hal yang paling penting adalah dana untuk persalinan, meskipun saat ini bisa menggunakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) tetapi kedepannya butuh diapers atau susu formula,”terangnya.

Dokter yang berpraktek di Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Semarang ini mengungkapkan pentingnya mengetahui lokasi persalinan supaya saat persalinan seorang ibu mengatahui fasilitas apa yang didapatkan. Karena masing-masing rumah sakit berbeda fasilitas yang diberikan.

Ada yang sudah memberikan fasilitas seperti baju ibu, korset, bra menyusui, tetapi ada juga yang perlu menyiapkan sendiri. Ibu yang melahirkan dengan operasi akan lebih nyaman jika menggunakan korset. Sebelum persalinan pemeriksaan wajib yang perlu dilakukan seorang ibu hamil adalah melakukan pemeriksaan dengan Ultrasonografi (USG).

“Seorang ibu hamil sebaiknya rutin melakukan pemeriksaan dengan Ultrasonografi (USG). Hal ini dilakukan untuk melihat kondisi air ketuban, kondisi berat badan bayi, kondisi ari-ari bagaimana apakah harus dilahirkan atau belum ataukah masih harus menunggu.

Diakhir menjelang persalinan disarankan melakukan pemeriksaan laboratorium darah supaya mengetahui kondisi ibu apakah ada anemia, Hemoglobin (HB) yang kurang, gula darah, ada infeksi menular atau tidak pada ibu,”ungkap David.

Lelaki yang berprofesi sebagai dokter spealis obgyn ini mengutarakan untuk mengatasi rasa cemas yang timbul dari diri sendiri saat mendekati masa persalinan yang perlu dilakukan adalah selalu berpikiran positif.

Saat ini perkembangan zaman dimana media sosial yang memberikan informasi tentang persalinan ada sisi positive dan negative. Kalau positive mendapatkan informasi tentang persalinan dengan mudah, jika sisi negative malah akan menimbulkan kecemasan.

“Untuk itu perlu difilter hal-hal dalam penggunaan media sosial ambil sisi positivenya saja tidak perlu berpikiran yang aneh-aneh. Hubungan baik dengan dokter ataupun bidan yang menolong bisa meminta kontak personnya sehingga bisa konsultasi setiap saat menghubungi jika terjadi sesuatu bisa dikomunikasikan dengan baik.

Selain itu, dukungan dari keluarga juga sangat penting terutama suami sangat penting bagi ibu yang akan mengalami persalinan supaya tidak membuat cemas. Jangan sampai istri sudah cemas suami juga ikutan grogi justru akan membuat kecemasan berlebih saat persalinan,”ungkap lelaki yang berdomisili diibukota propinsi Jawa Tengah tersebut.

Lebih lanjut, Dokter bernama lengkap David Johan ini menuturkan persalinan dengan seorang ibu cara caesar dikarenakan beberapa kondisi yang mengharuskan ibu untuk caesar yakni dengan indikasi pada ibu dan indikasi pada bayi.

Indikasi pada ibu yang melahirkan dengan cara caesar karena ada ibu yang dikaruniai panggul yang sempit. Ukuran tulang panggulnya sempit, padahal tulang panggul ini akan dilewati oleh bayi saat lahir. Kalau panggul sempit bayi tentu bayi tidak bisa lewat oleh karena itu akan dilahirkan dengan proses operasi lewat perut. Salah satu tanda seorang ibu yang memiliki panggul sempit yakni memiliki tinggi badan dibawah 145 centimeter.

“Meskipun tidak selalu ibu dengan tinggi dibawah 145 centimeter melahirkan dengan caesar, untuk itu perlu pemeriksaan lanjutan apakah panggulnya sempit atau tidak. Ada juga indikasi lain seperti plasenta atau ari-ari menutupi jalan lahir yang biasa disebut dengan istilah plasenta previa mengapa seorang ibu melahirkan dengan cara caesar. Karena apabila jalan lahirnya tertutup bayi menjadi tidak bisa lewat. Tandanya bisa tampak di Ultrasonografi (USG) saat kehamilan 7 bulan sudah keliatan. Bisa juga dikarenakan seorang ibu memiliki penyakit tertentu seperti diabetes, jantung, atau hipertensi yang tidak terkontrol sehingga lebih aman melahirkan bayi dengan cara operasi,”tuturnya.

Lelaki yang disapa dokter David ini menjelaskan sedangkan untuk seorang ibu diharuskan melahirkan dengan cara operasi karena indikasi dari bayi dikarenakan berat badan bayi terlalu besar yakni diatas 4 kilogram meskipun ada juga seorang ibu yang bisa melahirkan dengan cara normal.

Tetapi jika berat badan bayi yang besar sudah diketahui sejak awal, biasanya disarankan untuk persalinan dengan cara operasi. Selain itu indikasi lain adalah apabila denyut jantung bayi naik ataupun turun. Mendekati persalinan biasanya pengecekan jantung bayi akan dilakukan setiap setengah jam sekali.

“Tetapi apabila denyut jantung naik ataupun turun ini merupakan ciri sirkulasi darah ke bayi sudah berkurang sebaiknya persalinan normal tidak bisa dilanjutkan lagi dan akan dilakukan tindakan caesar. Ada juga seorang ibu yang langsung menginginkan tindakan caesar saat melahirkan.

Tidak menjadi masalah dan tidak mengurangi value menjadi seorang ibu. Inilah beberapa indikasi seorang ibu yang paling sering muncul saat persalinan,”jelasnya.

Disisi lain, melahirkan dengan cara normal ada luka diarea perineum yakni daerah antara jalan lahir dengan saluran buang air besar. Jika ada luka disitu akan dijahit, tetapi saat ini jahitan itu rata-rata menggunakan jahitan yang sudah diserap.

Perawatannya saat membasuh jangan menggunakan air hangat sebaiknya menggunakan air biasa saja yang penting bersih. Karena kalau menggunakan air hangat jahitannya akan lebih cepat terserap. Jaga kebersihan hal yang penting jangan sampai luka tersebut terinfeksi.

“Saat terkena air langsung dikeringkan dengan tisu supaya benar-benar kering. Perawatannya menggunakan perawatan terbuka tidak perban karena jaringan diarea tersebut tersebut mudah sembuh dibandingkan jaringan pada organ lain jika terkena luka. Yang penting dijaga bersih supaya tidak terjadi infeksi,”tandasnya.

Dikatakan lagi, berbeda dengan seorang ibu yang melahirkan dengan cara operasi, apabila setelah tindakan operasi nyeri itu ada 2 yakni bisa dari luka operasi juga bisa akibat dari rahim yang mengalami kontraksi karena dari rahim yang membesar saat hamil yang kemudian mengecil. Biasanya dokter meresepkan obat anti nyeri.

“Sedangkan untuk perawatan untuk luka operasi biasanya ditutup dengan perban yang tahan air sehingga bisa buat mandi, tetapi harus tetap berhati-hati jangan sampai perban lepas. Saat mandi tidak diperbolehkan disempot langsung ke plester anti air ataupun tidak boleh digosok. Selalu cek plester adakah ada rembesan, jika ada rembesan segera ganti plester sehingga tidak terjadi infeksi,”tutupnya. (rls)