JATIMPOS.CO/TULUNGAGUNG – Semangat bagi para peserta lomba jamu gendong untuk berusaha menjadi yang terbaik dalam kegiatan yang telah digelar lingkup Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung, Rabu (24/4) lalu di Barata.
Ada sejumlah 60 peserta merupakan perwakilan dari 19 kecamatan di Kota Marmer yang harus melawati tahapan ketat untuk bisa maraih juara. Mulai dari penilaian, pemilihan bahan, pencucian, penyarian, peramuan, penyimpanan, formula ramuan yang dipergunakan, kebersihan, hingga penyajian atau penampilan.
Dalam perhitungan Hasilnya, juara I Titian Eva Sujono dari Kecamatan Tulungagung, juara II Nur Mardiyah dari Kecamatan Sumbergempol, juara III Warsini dari Kecamatan Boyolangu, juara harapan I Eka Wahyu dari Kecamatan Kedungwaru, juara harapan II Sri utami dari Kecamatan Pakel, juara harapan II Sukarti dari Kecamatan Rejotangan.
Tentu Lomba yang telah diselenggarakan tersebut sebagai rangkaian kegiatan pembinaan sediaan farmasi yang dilaksanakan Dinkes Tulungagung. “Intinya membina pengusaha atau penjual jamu gendong produksinya berkualitas,” ungkap Kepala Dinkes Tulungagung Moch. Mastur.
Diharapakan dengan lomba tersebut juga sekaligus membina penjual jamu gendong agar mengolah jamu dengan benar, mencari bentuk penyajian jamu gendong yang sesuai dengan budaya. “Termasuk bagaimana kembali menghidupkan penggunaan tempurung kelapa sebagai tempat minum,” ungkapnya.
Apalagi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) gencar mempromosikan jamu tradisional. Bahkan setiap acara ada jamu tradisional diberikan secara gratis. “ Dengan minum jamu badan jadi sehat,” tandasnya.
Menambahkan, di Tulungagung ada sekitar 500 produsen jamu tradisional. Dinkes terus melakukan pendampingan, agar kualitas produk tetap terjaga, salah satu peserta mengatakan, tidak ada persiapan khusus ikut lomba. Sebab sudah terbiasa membuat jamu tradisional.
Warga Desa Wajak Lor, Kecamatan Boyolangu, ini meneruskan usaha jamu dari keluarga. Meski demikian, tetap cari referensi agar pengetahuan tentang jamu bertambah. “Kalau hari pasaran jamu bisa laku 100 botol,” tandas wanita 42 tahun tersebut. Dia pun selalu memperhatikan bahan, pengolahan, hingga penyajian kepada pelanggan. Dengan demikian bisa menambah kepercayaan konsumen. (san)